Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kronologi Penangkapan Bos Telegram Pavel Durov di Bandara Prancis

Pavel Durov bos Telegram ditangkap di bandara Prancis, berikut kronologinya
Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov. REUTERS/Albert Gea
Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov. REUTERS/Albert Gea

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri dan CEO aplikasi perpesanan Telegram Pavel Durov dilaporkan ditangkap di bandara Prancis setelah turun dari pesawat pribadi.

Polisi menangkap miliarder itu tak lama setelah mendarat di bandara Bourget, di luar Paris, setelah penerbangan dari Azerbaijan.

Durov bepergian dengan jet pribadinya dan menjadi sasaran surat perintah penangkapan di Prancis.

Taipan teknologi berusia 39 tahun itu dilaporkan ditangkap sekitar pukul 8 malam waktu setempat sambil ditemani pengawalnya.

Durov, 39, dicari berdasarkan surat perintah penangkapan Perancis karena kurangnya moderasi di Telegram yang menyebabkan Telegram digunakan untuk pencucian uang, perdagangan narkoba dan berbagi konten pedofil.

Menurut BFMTV, pendiri Telegram tidak melakukan perjalanan rutin ke Prancis dan Eropa sejak surat perintah penangkapan dikeluarkan

Durov sekarang tinggal di Dubai tempat Telegram bermarkas dan memiliki kewarganegaraan ganda, Prancis dan Uni Emirat Arab.

Durov Mendirikan aplikasi telegram pada tahun 2013 bersama saudaranya Nikolai. Kini ia memiliki 950 juta pengguna aktif yang dapat mengirim pesan, foto, dan video, ikut serta dalam obrolan untuk grup hingga 200.000 orang, dan menyiarkan ke audiens tak terbatas.

Ditujukan sebagai saingan WhatsApp, pengguna Telegram dapat melakukan 'obrolan rahasia', di mana pesan disimpan di perangkat, bukan di cloud, dan pesan juga dapat diatur untuk dihancurkan sendiri setelah jangka waktu tertentu.

Durov yang diperkirakan memiliki kekayaan sekitar £12 miliar, mengatakan dalam sebuah wawancara awal tahun ini bahwa Telegram akan tetap menjadi 'platform netral' dan bukan 'pemain geopolitik.'

Namun pemerintah Inggris bersikeras bahwa perusahaan media sosial seperti Telegram harus berbuat lebih banyak untuk menghentikan ekstremis menggunakan layanan mereka untuk tujuan kriminal.

Organisasi kampanye Counter Extremism Project mengatakan Telegram telah mengambil tindakan tersebut


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper