Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prahara Jelang Munaslub Golkar, Agus Gumiwang atau Bahlil jadi Ketum?

Sejumlah nama potensial seperti Agus Gumiwang, Bahlil Lahadalia, hingga Bambang Soesatyo pun muncul dinilai bisa mengisi Ketua Umum Partai Golkar.
Jessica Gabriela Soehandoko,Sholahuddin Al Ayyubi
Rabu, 14 Agustus 2024 | 07:30
Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) berfoto bersama pengurus Partai Golkar usai resmi menjadi Plt Ketum Partai Golkar pada Selasa (13/8/2024). JIBI/Jessica Gabriela Soehandoko
Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) berfoto bersama pengurus Partai Golkar usai resmi menjadi Plt Ketum Partai Golkar pada Selasa (13/8/2024). JIBI/Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, JAKARTA - Teka-teki pengganti Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar masih belum terjawab. Sejumlah nama potensial seperti Agus Gumiwang, Bahlil Lahadalia, hingga Bambang Soesatyo digadang-gadang bakal mengisi posisi Golkar 1.

Prahara di internal partai berlambang pohon beringin itu akan segera menemui babak akhir pada saat diselenggarakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang akan digelar dalam waktu dekat.

Untuk sementara, Agus Gumiwang didapuk untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Airlangga Hartarto pada Minggu (11/8/2024).

Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) resmi menjadi Plt Ketum Partai Golkar pada Selasa (13/8/2024) usai diselenggarakannya rapat pleno.

“Dalam rapat pleno yang baru selesai dan musyawarah secara mufakat, saya diberikan amanat untuk memimpin Partai golkar sebagai Plt Ketua Umum Partai Golkar,” ujarnya saat konferensi pers di DPP Partai Golkar, Selasa (12/8/2024).

Dalam pidatonya sebagai Plt. Ketum, Menteri Perindustrian itu kemudian menjelaskan bahwa Partai Golkar merupakan partai yang dewasa.

“Golkar merupakan partai yang pengalaman jam terbang begitu tinggi sehingga dalam menghadapi dinamika dan tantangan apapun, tetap menjaga soliditas di antara kader dan internal Partai Golkar, ” pungkasnya

Agus juga menuturkan bahwa internal Partai Golkar tetap memiliki komitmen yang tidak berubah, termasuk menyukseskan perhelatan Pilkada Serentak 2024.

"Partai Golkar siap menyukseskan pelantikan Prabowo dan Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2029," ucap Agus.

Penentuan Posisi Golkar 1 di Munaslub

Agus Gumiwang mengumumkan jadwal Rapimnas dan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 20 Agustus 2024.

Agus menuturkan bahwa secara musyawarah dan mufakat, dia diberikan amanah untuk memimpin Partai Golkar sebagai PLT Ketua Umum. Adapun, tugas utamanya adalah mengantarkan Golkar menuju Rapimnas dan Munas ke-11 Partai Golkar.

“20 Agustus kita rencanakan pembukaan Rapimnas di pagi hari, kemudian malam harinya 20 Agustus malam kita rencanakan agenda pembukaan Munas ke-11 Partai Golkar yang juga disepakati dan diputuskan akan digelar di Jakarta,” jelasnya di Kantor DPP Partai Golkar, Selasa (13/8/2024).

Penentuan tanggal Rapimnas dan Munas ini menjadi keputusan pertama Agus Gumiwang ketika menjabat sebagai Plt Ketua Umum partai Golkar.

Agus Gumiwang melanjutkan, beberapa hal akan dibahas dalam Rapimnas dan Munas tersebut. Beberapa diantaranya yakni langkah politik partai hingga penentuan Ketua Umum Partai Golkar.

Agus Gumiwang pun sempat ditanya awak media soal nama-nama yang santer akan menjadi Ketua Umum Golkar salah satunya Bahlil Lahadalia. Namun demikian, Agus hanya merespon pertanyaan itu dengan jawaban normatif.

"Siapa yang akan jadi ketua umum, penentuan format organisasi akan ditentukan dalam Munas," tegas Agus.

Kendati demikian, Agus Gumiwang menuturkan bahwa dirinya tidak akan maju menjadi calon Ketua Umum (Caketum) di Munas pada 20 Agustus 2024 nanti. 

“Saya tidak maju,” jelasnya.

Peluang Bahlil jadi Ketua Umum Golkar 1 

Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono menyebut beberapa nama yang pantas maju mencalonkan diri sebagai ketua umum partai menggantikan Airlangga.

Menurutnya, terdapat nama Agus Gumiwang, Bambang Soesatyo, dan Firman Soebagyo saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar. Sementara Bobby yang disebut Agung kemungkinan merujuk ke Ketua DPP Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi.

"Ya di situ ada Agus Gumiwang, ada Bambang Soesatyo [Bamsoet], yang artinya (keduanya) adalah pengurus-pengurus Partai Golkar, di DPP sekarang ya. Kemudian, ada juga pengurus lainnya, ada Pak Bobby [Adhityo Rizaldi], ada Pak Firman Soebagyo, banyak yang bisa jadi dipilih dari dalam pengurus," kata Agung Laksono dilansir dari Antara, Minggu (11/8/2024).

Terlepas dari usulannya itu, dia menegaskan bahwa semua tergantung pada pilihan yang disepakati saat Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar setelah Airlangga mundur.

Menurutnya, Partai Golkar menggelar rapat pleno pada Selasa (13/8/2024) untuk menentukan jadwal munas atau musyawarah nasional luar biasa (munaslub) dan pelaksana tugas (plt.) ketua umum.

"Itu terserah nanti di munas yang akan datang. Akan tetapi, kalau sekarang yang saya dengar sejak tadi pagi, yang saya dengar kebanyakan (kandidat kuat, red.) adalah Pak Agus Gumiwang, yang diharapkan bisa membawa partai sampai di munas yang akan datang," kata dia.

Namun, untuk nama Bahlil Lahadalia yang kini menjabat Menteri Investasi/Kepala BKPM, Agung Laksono mengaku belum mendengar itu.

"Saya belum tahu. Kita lihat ke depan," kata Agung Laksono.

Di lain pihak, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan bahwa kedua nama tersebut bisa menjadi representatif dari Airlangga Hartarto yang mendadak mengundurkan diri beberapa hari lalu.

Menurut Adi, jika ada suksesor Partai Golkar nama yang paling sering muncul ke publik adalah Bambang Soesatyo atau Bamsoet dan Bahlil Lahadalia.

"Biasanya kalau ada suksesi Partai Golkar, nama yang paling sering muncul adalah Bambang Soesatyo dan Bahlil Lahadalia. Kedua orang ini punya kapasitas dan rekam jejak yang baik di Partai Golkar," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Kendati kedua nama itu memiliki pengaruh yang cukup kuat di Partai Golkar, namun kunci untuk meraih kursi ketua umum ada di tangan DPD Partai Golkar tingkat I dan II.

"Mereka berdua itu harus bisa mendapat dukungan politik dari mayoritas DPD Partai Golkar. Jadi tinggal tunggu saja siapa yang bisa meyakinkan DPD tingkat I dan II," kata Adi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper