Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden AS Kamala Harris menjadi sosok kuat dari Partai Demokrat untuk mengalahkan Donald Trump setelah Presiden AS Joe Biden mundur dari bursa pencalonan Pilpres AS 2024.
Kamala mendapat dukungan langsung atau endors dari Joe Biden untuk menantang Donald Trump. Kamala merasa terhormat mendapat dukungan dari Presiden AS.
"Niat saya adalah untuk mendapatkan dan memenangkan Pilpres AS. Saya akan melakukan segalanya dengan kekuatan saya untuk menyatukan Partai Demokrat , dan menyatukan bangsa kit, untuk mengalahkan Donald Trump," ujar Kamala dalam keterangan resmi dikutip dari Bloomberg, Senin (22/7/2024).
Joe Biden, Preesiden AS tertua dalam sejarah pada usia 81 tahun, mengatakan pada hari Minggu (21/7/2024) bahwa dia tidak akan mencalonkan diri lagi.
Keputusan tersebut diambil setelah Biden mendapat tekanan dari rekan-rekan sesama anggota Partai Demokrat untuk mengakhiri pencalonannya di Pilpres AS.
Penampilan debat yang buruk pada Juni 2024 memicu mimpi buruk politik bagi Demokrat yang khawatir Biden tidak akan mampu mencegah Trump kembali ke Gedung Putih.
Biden memastikan Kamala Harris, 59 tahun, mendapat dukungan penuh untuk maju sebagai calon dari Demokrat.
"Biden dan Harris berbicara beberapa kali pada hari Minggu sebelum ia mengumumkan keputusannya," ujar seseorang yang mengetahui diskusi tersebut.
Tim kampanye Kalama Harris telah mulai menghubungi para delegasi untuk menopang dukungan mereka menjelang pemungutan suara virtual untuk menominasikan kandidat secara resmi pada Agustus 2024, menurut seseorang yang mengetahui upaya-upaya tersebut yang berbicara tanpa menyebut nama.
Langkah mengejutkan Joe Biden dilakukan hanya beberapa minggu sebelum konvensi partai di Chicago, yang berpotensi membuka pintu menuju kekacauan jika kandidat-kandidat lain memutuskan untuk ikut bertarung.
Harris merupakan wakil presiden perempuan, kulit hitam, dan Asia pertama di AS. Dia populer di kalangan basis utama Partai Demokrat dan dapat menyatukan dukungan pemilih.
Pilihan untuk memilih Harris juga akan berisiko secara politis bagi partai tersebut, yang sangat bergantung pada jumlah pemilih dari orang kulit berwarna, termasuk wanita kulit hitam.
Celina Lake, seorang juru bicara yang bekerja untuk kampanye Biden, mengatakan bahwa para pemilih akan melihat kembali Harris setelah ia mencalonkan diri. Lake percaya bahwa Harris memiliki posisi yang tepat untuk memberi energi pada bagian-bagian penting dari basis Partai Demokrat, termasuk para pemilih muda, wanita dan orang-orang kulit berwarna.
“Dia telah secara terus-menerus melakukan jajak pendapat yang lebih baik dengan kelompok-kelompok tersebut sejak awal. Dia adalah kandidat yang hebat pada saat yang tepat," kata Lake kepada Bloomberg TV.
Respons Donald Trump
Sejumlah tokoh terkemuka Partai Demokrat dan kelompok liberal menawarkan dukungan mereka untuk Harris tak lama setelah pengumuman Biden, termasuk mantan Presiden Bill Clinton dan Hillary Clinton, calon Partai Demokrat pada tahun 2016, serta ikon progresif Senator Elizabeth Warren dan donatur utama Partai Demokrat Reid Hoffman.
Adapun, Donald Trump mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara pada hari Minggu bahwa dia yakin Harris akan lebih mudah dikalahkan.
Namun, jajak pendapat dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan bahwa Harris memiliki performa yang lebih baik saat berhadapan dengan Trump dibandingkan dengan Joe Biden.
Kedudukannya di antara para pemilih negara bagian yang mengambang juga meningkat setelah awal masa jabatannya yang goyah. Jajak pendapat Bloomberg News/Morning Consult yang dilakukan pada Juli 2024 menemukan bahwa 77% anggota Partai Demokrat mengatakan bahwa mereka akan mendukung Harris jika Biden tidak dapat melanjutkan kampanyenya.
Kampanye Biden telah menugaskan para stafnya untuk bekerja untuk memilih Harris, menurut sebuah sumber yang mengetahui tentang panggilan telepon dengan tim tersebut pada hari Minggu.
Ketua kampanye Biden, Jennifer O'Malley Dillon, menggambarkan Minggu (21/7/2024) sebagai hari yang penuh dengan kemarahan dan kesedihan sehubungan dengan mundurnya Biden. Namun, dia juga menyampaikan kata-kata optimisme untuk sang wakil presiden.
Harris menjadi target serangan di awal Pilpres AS karena jajak pendapat menunjukkan kegelisahan pemilih atas usia dan kebugaran Biden, dengan Partai Republik mengatakan bahwa suara untuk petahana adalah suara untuk pasangannya.
Alasan utama Harris muncul sebagai penerus Biden yang paling praktis adalah kemampuannya secara hukum untuk memanfaatkan pundi-pundi dana kampanye. Dia juga memiliki nama yang paling dikenal di antara kandidat-kandidat alternatif lainnya.