Bisnis.com, JAKARTA - Partai Republik resmi menunjuk J.D Vance untuk mendampingi Donald Trump pada Pilpres AS 2024.
Donald Trump sendiri mengatakan bahwa pemilihan Vance sebagai wakilnya adalah pilihan yang tepat.
Menurutnya, Vance bisa mendongkrak suaranya dan bisa membantu AS bangkit.
"Sebagai Wakil Presiden, JD akan terus memperjuangkan Konstitusi kita, mendukung Pasukan kita, dan akan melakukan apapun yang dia bisa untuk membantu saya membuat Amerika hebat lagi," tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dilansir Reuters, pada Selasa (16/7/2024).
Adapun J.D Vance adalah seorang investor, pemodal ventura, penulis buku terlaris dan Senator AS dari Ohio yang pernah jadi pembenci Trump.
Politisi muda itu saat ini menjadi pembela Trump yang getol. Dirinya mendukung klaim Trump bahwa Pemilu AS 2020 dirusak oleh kecurangan yang meluas.
Baca Juga
Keberadaan Vance dinilau bisa menguntungkan Trump untuk mendapatkan pemilih dari kelas pekerja kulit putih.
Melansir Majalah Time, Vance sangat sejalan dengan Trump mengenai ideologi berpolitik.
Sebuah sumber mengatakan bahwa Trump terkesan dengan penampilan Vance di televisi yang menunjukkan karisma, kepandaian berbicara, dan kemampuannya untuk berpikir secara mandiri.
Setelah berdamai, keduanya pun menjalin hubungan secara pribadi dalam beberapa tahun terakhir. Mereka saling mengontak untuk bertukar pendapat.
Vance mengatakan bahwa keduanya saling memberikan masukan dan saran untuk satu sama lain.
“Kadang-kadang dia menerima saran saya. Kadang-kadang dia tidak menerima saran saya. Terkadang dia memberi saya saran,” jelas Vance.
Vance Dulunya Haters Trump
Penunjukkan Vance sebagai calon wakil presiden mendampingi Trump juga mengejutkan banyak orang. Pasalnya ia pernah mengatakan dirinya dan Trump tak akan bisa bersatu.
“Saya tidak pernah suka dengan Trum. Aku tidak pernah menyukainya,” kata Vance, saat hadir dalam wawancara dengan Charlie Rose pada 2016.
Setelah itu, Vance juga pernah mencuitkan kata-kata kasar untuk mengkritisi kebijakan Trump.
“Ya Tuhan, idiot sekali,” tulisnya pada Oktober 2016.
Namun setelah itu, Vance akhirnya berdamai dengan Trump. Keduanya pun sampai saat ini memiliki pandangan politik yang sama.
Mengutip New York Times, Vance pun akhirnya meminta maaf kepada Trump dan mengatakan apa yang selama ini diterimanya adalah kebohongan media dan salah paham belaka.