Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengklaim bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini lebih baik apabila dibandingkan dengan tahun lalu.
Menurutnya, penerapan skema murur menjadi salah satu strategi yang tepat dalam mendukung pelaksanaan berjalan dengan baik, konsep ini, kata Yaqut, mampu mengurangi kepadatan ekstrem jemaah di Muzdalifah.
Hal ini disampaikannya usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menerima kedatangan dari Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Ahmed Al Tayeb di Istana Merdeka, Selasa (9/7/2024).
“Murur juga bisa berjalan dengan baik dan lancar dan itu mengatasi selama ini kepadatan di Muzdalifah. Tahun-tahun sebelumnya itu paling cepat [selesai ibadah] jam 10 pagi baru bisa dievaluasi dari Muzdalifah untuk diberangkatkan ke Mina, karena pakai skema murur jam 7.32 tepatnya itu bersih semua Muzdalifah,” tuturnya kepada wartawan.
Dia melanjutkan skema murur dianggap tepat mengingat kuota haji dari Indonesia mendapat tambahan sebanyak 20.000 untuk jemaah reguler dan khusus.
Oleh sebab itu, dia memaklumi soal adanya penumpukan jemaah di Mina. Meski begitu, Yaqut menyebut telah berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk menyediakan area yang lebih luas.
Baca Juga
“Kami juga sudah minta pemerintah saudi bagaimana supaya memberikan space yang lebih itu lah. Kami akan berjuang, kami berjuang karena keputusan di sana bukan di sini. Kami ini berjuang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Yaqut mengatakan bahwa nantinya hasil evaluasi resmi baru bisa disampaikan oleh Kemenag setelah operasional ibadah haji rampung pada 23 Juli mendatang.
“Ini operasional haji masih berlangsung sampai 23 Juli. Jadi, masih berlangsung haji. Saya blm bisa ngomong soal evaluasinya. Wong operasionalnya haji belum selesai. Jadi kita tunggu sampai selesai 23 Juli baru bisa kami sampaikan ke publik,” pungkas Yaqut.