Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNPT Ungkap Ada Peningkatan Tren Radikalisme di Kalangan Remaja

BNPT) mengungkapkan terjadi peningkatan tren radikalisme di kalangan remaja Indonesia sejak 2016.
Seorang remaja berada di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Senin (11/7/2022). Area di sekitar Taman Stasiun MRT Dukuh Atas belakangan ini menjadi salah satu ruang publik yang ramai didatangi para remaja usia belasan tahun dengan mengenakan busana yang mereka anggap menarik dari pinggiran Jakarta, seperti Citayam, Bojonggede, Depok, hingga Tanjung Priok. Keberadaan mereka dengan mode busananya ini memunculkan istilah ”Citayam Fashion Week”. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Seorang remaja berada di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Senin (11/7/2022). Area di sekitar Taman Stasiun MRT Dukuh Atas belakangan ini menjadi salah satu ruang publik yang ramai didatangi para remaja usia belasan tahun dengan mengenakan busana yang mereka anggap menarik dari pinggiran Jakarta, seperti Citayam, Bojonggede, Depok, hingga Tanjung Priok. Keberadaan mereka dengan mode busananya ini memunculkan istilah ”Citayam Fashion Week”. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan terjadi peningkatan tren radikalisme di kalangan remaja Indonesia sejak 2016.

Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel menjelaskan, pihaknya telah lakukan penelitian kepada remaja SMA di kota-kota besar Indonesia sejak 2016. Hasilnya, remaja Indonesia dari tahun ke tahun semakin radikal karena diisi pemikiran intoleran.

"Terjadi peningkatan proses radikalisasi di kalangan remaja, anak-anak, dan perempuan. Meskipun peningkatan dari 2016 hingga saat ini hanya satu digit, tapi kalau satu digit dikalikan jumlah remaja kita, jumlahnya sangat besar," jelas Rycko dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2024).

Dia menyimpulkan, kelompok teroris memang sengaja mengubah pendekatannya. Dahulu, mereka melakukan serangan langsung seperti dengan bom bunuh diri.

Rycko meyakini, serangan langsung seperti itu memang tidak akan berhasil di Indonesia karena masyarakat cenderung tidak suka kekerasan. Oleh sebab itu, kini kelompok teroris melakukan serangan tak langsung dengan meradikalisasi pemikiran generasi muda.

"Jika kita abai dan lengan saat ini menjaga generasi muda kita, sama dengan kita menyimpan bom waktu dan kehancuran Indonesia di masa depan, no more Indonesia, tidak ada lagi Indonesia," katanya.

Oleh sebab itu, Rycko menyatakan fokus kerja BNPT tahun ini adalah untuk menanggulangi radikalisasi kalangan remaja Indonesia. Menurut penelitian, lanjutnya, radikalisasi terjadi karena kurangnya pengetahuan remaja Indonesia.

"Bahan baku dari ajaran terorisme adalah intoleran, tidak mengenal perbedaan. Ini baru lessons number one, lessons number berikutnya mengajarkan perbedaan, mengajarkan kebencian, mengajarkan dirinya paling benar dengan kelompoknya, orang lain salah, harus ikut, yang tidak mau ikut dianggap musuh, berhadapan, lawan, dikafirkan, bahkan dihalalkan darahnya," lanjutnya.

Dia menjelaskan, BNPT sudah berkoordinasi kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim agar memperbanyak pelajaran sejarah terbentuknya negara Indonesia, pelajaran Budi pekerti, dan wawasan kebangsaan kepada siswa sekolah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper