Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini akan kembali cawe-cawe atau ikut membantu pemenangan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo ketika ditanyai Bisnis, Rabu (26/6/2024).
Dia melihat bahwa pola cawe-cawe Jokowi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan berulang di Pilkada 2024. Pola serupa itu, jelasnya, akan diamplifikasi untuk mendulang suara di lima wilayah yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Jawa Barat.
Karyono menjelaskan, meskipun orang nomor satu di Indonesia itu tidak terang-terangan menyatakan dukungan kepada pasangan calon (paslon), tetapi gerak gerik cawe-cawe sudah mulai terlihat, seperti saat momentum Iduladha 2024.
“Kehadiran Presiden Jokowi di Semarang Jawa Tengah itu dapat menimbulkan dua perspektif agenda setting yakni agenda setting kenegaraan dan agenda setting politik menjelang pilkada serentak,” ujarnya.
Menurutnya, memang tak menutup kemungkinan, Jokowi merayakan Iduladha 1445 H di Semarang murni sebagai agenda keagamaan tanpa tendensi politik. Namun, kegiatan itu juga dapat dicermati sebagai agenda politik terselubung. Mengingat Jokowi pun pernah mengamini jabatan presiden merupakan jabatan politik.
Baca Juga
Karyono lebih lanjut menjabarkan, ada sejumlah peristiwa yang menjadi indikasi agenda perayaan Iduladha tersebut berdimensi politis. Salah satunya adalah kehadiran sederet pejabat dalam acara Iduladha, termasuk Ketua KPU Hasyim Asyari yang berperan sebagai khatib sholat Iduladha.
Dia menilai bahwa kehadiran pejabat bisa menimbulkan persepsi politis. Apalagi, ada juga Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi yang namanya digadang-digadang untuk diusung sebagai calon gubernur Jawa Tengah juga memperkuat framing politis.
Belum lagi, kata Karyono agenda Presiden Jokowi yang melakukan sejumlah pertemuan dengan berbagai elemen termasuk relawan yang mendukung pasangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah.
“Indikasi politis tersebut makin kuat dengan rencana kunjungan Presiden Jokowi dalam beberapa hari di Jawa Tengah. Dari indikasi tersebut bisa dianalisa bahwa kunjungan Jokowi memiliki korelasi dengan agenda setting politik menjelang pilkada,” tuturnya.
Karyono pun mengaku tak heran, apabila ada yang berpendapat bahwa ada agenda politik untuk menggempur kandang banteng di Jawa Tengah yang menjadi basis terkuat PDIP.
“Jika analisis ini benar maka hal ini menandakan perseteruan politik antara Jokowi dengan Megawati dan PDIP belum berakhir. Bisa jadi kesuksesan di Pilpres 2024 yang berhasil menaklukkan kandang banteng bisa terulang,” pungkas Karyono.