Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Hilang dalam Kecelakaan Helikopter

Ebrahim Raisi dikenal sebagai sosok pemimpin dalam barisan garis keras yang berhasil menyingkirkan tokoh-tokoh konservatif dan moderat dalam Pemilu 2021.
Ebrahim Raisi./Istimewa
Ebrahim Raisi./Istimewa

REKAM JEJAK ‘HITAM’ JAKSA

Ebrahim Raisi sempat menjadi jaksa muda di Teheran. Raisi mengisi posisi di Inkuisisi yang mengawasi eksekusi ratusan tahanan politik di ibu kota Iran itu pada 1988 atau ketika perang delapan tahun Iran dengan Irak akan segera berakhir.

Amnesty International melaporkan bahwa Inkuisisi atau dikenal sebagai "komite kematian" dibentuk di seluruh Iran yang terdiri dari hakim agama, jaksa dan pejabat kementerian intelijen untuk memutuskan nasib ribuan tahanan dalam persidangan sewenang-wenang yang hanya berlangsung beberapa menit. 

Meskipun jumlah orang yang terbunuh di seluruh Iran tidak pernah dikonfirmasi, Amnesty mengatakan perkiraan minimumnya mencapai 5.000 orang.

“Jika seorang hakim, seorang jaksa, telah membela keamanan rakyat, dia harus dipuji… Saya bangga telah membela manusia. hak di setiap posisi yang saya pegang sejauh ini," kata Raisi saat ditanya wartawan pada 2021 terkait tuduhan bahwa dia berperan dalam hukuman mati. 

Kemudian, Raisi menjabat sebagai wakil kepala peradilan selama 10 tahun sebelum diangkat menjadi jaksa agung pada 2014. 

Lima tahun kemudian, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepadanya atas pelanggaran hak asasi manusia, termasuk eksekusi pada tahun 1980-an.

Dalam upayanya meraih kursi kepresidenan, Ebrahim Raisi kalah dari Hassan Rouhani yang pragmatis pada Pemilu 2017. Kegagalannya banyak dikaitkan dengan rekaman audio yang berasal dari 1988 yang dan muncul pada 2016. Rekaman tersebut menyoroti perannya dalam eksekusi pada 1988.

Dalam rekaman tersebut, mendiang Ayatollah Hossein Ali Montazeri, yang saat itu menjabat sebagai wakil pemimpin tertinggi, berbicara tentang pembunuhan tersebut. Putra Montazeri ditangkap dan dipenjara karena menyebarkan rekaman itu.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper