Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerindra Sebut Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club Sejak 2014

Habiburokhman menyatakan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto mempunyai ide membentuk 'Presidential Club' sejak 2014.
Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman memberikan keterangan kepada wartawan pada acara open house Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (11/4/2024)/Bisnis-Dany Saputra.
Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman memberikan keterangan kepada wartawan pada acara open house Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (11/4/2024)/Bisnis-Dany Saputra.

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyatakan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto mempunyai ide membentuk 'Presidential Club' sejak 2014.

Habiburokhman menyatakan Prabowo sangat serius dengan wacana pembentukan Presidential Club yang akan diisi oleh presiden-presiden pendahulunya seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi) ini.

"Ini serius sekali, gagasan tersebut sudah disampaikan Pak Prabowo, sering didiskusikan dengan kami, terutama kader-kader Partai Gerindra sejak bertahun-tahun lalu. Saya ingat betul mungkin sekitar tahun 2014 Pak Prabowo itu pernah sampaikan ide tersebut," ungkapnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024).

Dia menjelaskan, Prabowo ingin mengakomodir para presiden untuk memberikan masukan-masukan ihwal kebijakan-kebijakan pemerintah dalam Presidential Club tersebut. Prabowo menganggap mantan presiden merupakan sosok yang paling tepat untuk dimintai pendapat.

Apalagi, menurutnya, hubungan antara Prabowo dengan para pendahulunya tidak ada masalah. Oleh sebab itu, dia meyakini tak akan ada hambatan individual dalam pembentukan Presidential Club.

"Soal komunikasi, terus terang ini sangat baik sekali, baik dengan pihak Ibu Megawati, dengan pihak Pak SBY, dengan pihak Pak Joko Widodo," kata Wakil Ketua Komisi III DPR ini.

Meski demikian, dia tidak memungkiri bahwa hubungan antara Megawati dengan SBY dan Jokowi tidak terlalu baik. Habiburokhman hanya meminta setiap pihak bukan malah memanas-manasi namun harus optimis.

"Ya sudah lah ya, yang kemarin kita biarkan. Dinamika yang kemarin terjadi memang harus terjadi, tapi saat ini dan ke depan kita kedepankan persatuan, kita saling mengedepankan semangat untuk merangkul," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper