MARUARAR Sirait tetiba didaulat Garibaldi ‘Boy’ Thohir maju ke podium. Dua nama turut disebut untuk mendampingi. Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid dan Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani.
Boy mengundang ketiganya ke podium di akhir pidato sebagai ‘tuan rumah’ acara Syukuran dan Halalbihalal Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) yang berlangsung Minggu (28/4) malam. "Ada sesuatu yang ingin disampaikan Maruarar," ujar Boy Thohir.
Momen tersebut tidak ada dalam rundown acara. Politisi yang kini juga aktif sebagai pengusaha itu pun mulai bicara. Ara, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia sedang berbahagia. Beberapa hari ini, Indonesia dibuat bangga oleh prestasi Timnas Indonesia.
Oleh karena itu, Timnas Indonesia layak mendapatkan dukungan dan penghargaan. "Setuju enggak kita gotong royong untuk memberikan penghargaan dan support untuk tim nasional kita? Tapi ini sukarela ya, tidak ada paksaan," ujar Maruarar dalam kesempatan itu.
Maka, galang dana spontanitas itu pun dimulai dari Maruarar, bos Grup Puri Damai Sejahtera. Tidak tanggung-tanggung. Angkanya Rp1 miliar. Komitmen Ara disambut tepukan tangan. Ramai.
Dia pun melempar pandangan dari podium. Pandangannya tertuju pada sebuah meja. Persis di depan posisinya berdiri. Di meja itu, duduk Aguan, di ujung sisi kanan. Aguan atau Sugianto Kusuma adalah pendiri perusahaan properti Agung Sedayu Group (ASG).
“Izin Pak Aguan, ikut ya....,” seloroh Ara. Ajakan itu langsung ditimpali anggukan tanda setuju.
Menyusul Aguan, Ara melirik Boy Thohir yang berdiri di sampingnya. Boy Thohir juga adalah nakhoda Grup Adaro “Ikut ya, Pak Boy….” Boy Thohir mengangguk. “Nah, sudah Rp3 miliar.”
Lalu, pandangannya beralih lagi ke meja di mana Aguan duduk. Di situ, duduk Franky O. Widjaja. Franky merupakan Bos Grup Sinar Mas. “Pak Franky, ikut ya….” Lagi, ajakan Ara langsung disambut anggukan.
Tak berhenti di situ, mata Ara berkeliling dari meja satu ke meja lain. Berturut-turut sejumlah nama disebutkan, menyusul empat nama yang sudah menyatakan partisipasinya, mulai dari Bos Rajawali Group Peter Sondakh dan Bos Union Sampoerna Group Soejahjono Winarko (Le Kun). Tepukan tangan pun makin riuh terdengar dalam ruangan tersebut.
Mata Ara kini bergerak lagi. Empat nama disebut. Mulai dari Bos Barito Pacific Group Agus Pangestu, Bos Astra Prijono Sugiarto, Bos Triputra Arief Rahmat, Bos Alfamart Djoko Susanto, hingga Bos Ace Hardware Kuntjoro Wibowo.
Sebanyak Rp11 miliar sudah terkumpul. Ketum Kadin dan Apindo yang berdiri mendampingi Ara pun tak luput dari ‘sasaran’. Arsjad, yang juga adalah Bos Indika Energy, dan Shinta Kamdani, yang juga adalah Bos Sintesa Group, juga ikut urunan masing-masing Rp1 miliar.
Selain tepuk tangan, tawa sekaligus haru memenuhi seisi ruangan. Berbaur antara lucu dan tentu saja bahagia. Rasa haru membuncah di malam itu, dengan tawa yang lepas karena momen hangat tersebut terbilang langka dalam beberapa bulan terakhir, setelah masing-masing ‘terkotak-kotak’ dalam pilihan politik yang berbeda.
“Pak Erick, ini gotong royong kami dari KIKT. Ini spontan sebagai wujud support kami kepada Timnas U-23 Indonesia, Pak Erick, dan Shin Tae-yong. Kami bangga,” tegas Ara.
Semua menyangka acara tersebut sudah selesai. Dengan Rp13 miliar ‘di tangan’. Namun, teriakan-teriakan kecil dari meja tamu tetiba terdengar. Satu per satu nama juga disebut. Ding Liguo, Bos Dexin Steel (Hebei Delong Steel) malah ikut angkat tangan. Turut menyumbang Rp1 miliar. Menyusul Ding Liguo, turut menyumbang Bos Harum Energy Group Lawrence Barki dan Bos Chandra Ekajaya Logistik, yakni Chandra Ekajaya. Angka Rp16 miliar telah dibukukan.
Ara pun menutup ‘acara spontan’ itu, dan berbalik ke mejanya. Demikian juga Arsjad dan Shinta. Juga Boy Thohir. Namun, tak berselang lama, di tengah obrolan hadirin di meja masing-masing, tamu yang hadir dikejutkan lagi. Oleh suara Ara dari pengeras suara tentunya.
Urunan dana secara spontan itu ternyata dibuka lagi. Kali ini, giliran Bos Bakrie Group Anindya Bakrie, Bos Medco Energi Hilmy Panigoro, Bos Teladan Prima Agro Wishnu Wardhana, dan Bos Merdeka Group Winato Kartono.
Dengan demikian, bertambah lagi Rp4 miliar dalam waktu hanya kurang dari sekian detik saja. Total sudah Rp20 miliar berhasil dikumpulkan dari 20 kantong pengusaha.
‘Keusilan’ Ara ternyata masih berlanjut. Giliran Rosan Rooslani (Recapital Group) yang jadi ‘korban’. Rosan yang baru saja tiba di acara tersebut sedang menyalami satu per satu tamu di 'meja' Aguan. Di meja itu, duduk Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Dubes China untuk Indonesia Lu Kang, Franky Widjaja, Boy Thohir, dan Arsjad Rasjid. Juga Aguan tentunya.
Rupanya Ara menggunakan cara lain untuk ‘menodong’ Rosan. “Bola kita lagi bagus. Pak Rosan kan Ketua TKN,” celetuk Ara, yang langsung disambut tawa seisi ruangan. “Bos, tadi Pak Arsjad Ketua TPN sudah nyumbang. Yang kalah saja nyumbang, masak yang nomor satu enggak,” sambungnya. Lagi-lagi, tawa pecah seisi ruangan.
Ditodong demikian, Rosan pun menerima tantangan itu. “Kalau untuk Merah Putih, harus!”
Terciptalah Rp21 miliar. Urun dana itu ternyata tak berakhir di angka itu. Setelah Rosan, masih ada empat nama lagi. Tentunya dengan jumlah yang sama, Rp 1 miliar. Keempat nama itu adalah Peter Tanuri (Bali United), Pandu Sjahrir (Bos TBS Energi Utama), dan Budi Simin (MMS Group).
Total ada Rp25 miliar—sebelumnya diberitakan ada Rp23 miliar yang terhimpun dari 23 pengusaha—dari 25 kantong pengusaha yang hadir dalam acara Syukuran dan Halalbihalal KIKT itu. Semuanya diperoleh secara spontan. Tanpa rencana.
Jika dihitung secara keseluruhan, spontanitas Ara tersebut—yang terbagi dalam beberapa sesi pendek—memakan waktu hampir 7 menit. Hanya dalam 7 menit, Rp25 miliar terkumpul.
Ada cerita apa di balik ‘spontanitas’ sekira 7 menit itu? Rupanya, ide itu menguar begitu saja di detik-detik terakhir sebelum acara dimulai. Pun sebelum Boy Thohir maju menyampaikan sambutannya.
“Pak Aguan, Pak Franky, dan beberapa pengusaha tadi lagi cerita-cerita santai. Tercetuslah ide itu secara spontan, dan Maruarar siap untuk memimpin galang dana spontanitas tersebut,” tutur Boy.
Erick Thohir pun senang bukan kepalang. Sebagai Ketua PSSI, kontribusi swasta tersebut menjadi penyemangat untuk Timnas U-23 yang sedang bertanding membawa nama Indonesia.
“Ini bukti bahwa sepak bola mempersatukan Indonesia. Inilah bukti, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang harmonis. Politik sudah lewat, sekarang bicara sepak bola.”
Malam itu, sebelum acara usai, Erick pun pamit. Bertolak ke Doha. Mendampingi Timnas U-23. Dengan komitmen dana jumbo. Rp25 miliar. Bukti kecintaan dan dukungan para pengusaha Indonesia.
Kisah Arsjad & Rosan
Ada kisah menarik lainnya pada Minggu malam itu. Semula, beredar kabar bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga adalah Presiden Terpilih 2024-2029 akan hadir dalam acara tersebut. Prabowo kerap diundang dalam acara KIKT.
Terakhir, Prabowo hadir dalam acara KIKT yang bertajuk Welcoming Blessings in The Year of The Wood Dragon di Pantai Indah Kapuk (PIK) pada awal Februari lalu. Sebelumnya, tepat pada 13 November 2023, Prabowo juga hadir dalam acara KIKT kala menerima delegasi Zhejiang, China. Prabowo bahkan sempat berpidato dalam acara tersebut.
Sayangnya, malam itu, Prabowo tidak hadir karena bertabrakan dengan agenda lain. Pertemuan dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Bidang Kemaritiman.
Arsjad hadir terlebih dahulu dalam acara tersebut. Arsjad ikut menyumbang. Rosan tiba belakangan. Dia pun ikut menyumbang. Masing-masing Rp1 miliar.
Selain fokus pada sumbangan bernilai fantastis yang muncul dari spontanitas tersebut, tetamu yang hadir dalam acara KIKT Minggu itu juga fokus pada Arsjad dan Rosan. Keduanya kerap diminta foto berdua. Dengan gaya tangan ‘bersatu’ sebagai simbol persahabatan. Perdamaian. Persatuan. Setelah ‘hawa panas’ yang kadang-kadang terjadi pada momen Pemilu yang telah lewat.
Senyum mengembang di wajah keduanya. Sesekali pecah tawa di antara keduanya. Dikerubut sejumlah tamu yang hadir, yang juga ingin mengabadikan foto di antara keduanya—simbol TKN dan TPN dalam momen Pemilu 2024—Arsjad dan Rosan sama-sama bersepakat. “Kita harus wujudkan Indonesia yang lebih baik. Damai dan tetap santun.”
Maka, terjawab sudah maksud tersembunyi di balik tajuk acara malam itu. ‘Syukuran dan Halalbihalal’. Tidak sedikit yang sempat bertanya. “Syukuran terhadap apa?” Boy Thohir menjawab. “Ini syukuran karena Pemilu telah usai. Syukur karena Pemilu berjalan dengan damai. Sekarang ini adalah momentum baik untuk Bersatu dan berekonsiliasi demi masa depan bangsa.”
Rasanya, semua sepakat soal ini. No debat! Demikian kata anak zaman now… Semoga!