Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Puluhan Eks Pejabat AS Desak Biden Bersikap Tegas terhadap Israel

Kelompok eks pejabat AS mendesak Joe Biden mengambil tindakan nyata untuk menentang tindakan agresi militer Israel.
Presiden AS Joe Biden berjalan di halaman Selatan Gedung Putih sebelum menaiki Marine One di Washington, DC, AS, pada Selasa, (14/11/2023). / Bloomberg
Presiden AS Joe Biden berjalan di halaman Selatan Gedung Putih sebelum menaiki Marine One di Washington, DC, AS, pada Selasa, (14/11/2023). / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Hampir 70 mantan pejabat, diplomat, dan perwira militer Amerika Serikat (AS) mendesak Presiden Joe Biden bersikap tegas terhadap Israel atas agresinya ke Jalur Gaza Palestina.

Melansir Reuters, Kamis (21/3/2024), kelompok eks pejabat AS tersebut meminta Biden memperingatkan Israel akan konsekuensi serius jika menolak hak-hak sipil dan kebutuhan dasar bagi warga Palestina dan memperluas aktivitas permukiman di Tepi Barat.

"Amerika Serikat harus bersedia mengambil tindakan nyata untuk menentang tindakan semacam itu, termasuk pembatasan pemberian bantuan (AS) yang konsisten dengan hukum dan kebijakan AS," kata kelompok tersebut dalam surat terbuka kepada Biden.

Di antara para penandatangan surat tersebut terdapat para mantan duta besar, serta para pensiunan pejabat Departemen Luar Negeri dan mantan pejabat Pentagon, intelijen, dan Gedung Putih, termasuk penasihat keamanan nasional era mantan Presiden Bill Clinton, Anthony Lake.

Surat tersebut menunjukkan meningkatnya kekhawatiran di AS atas agresi Israel di Jalur Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 ke Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 orang.

Sebagian besar wilayah Gaza telah hancur dan hampir 32.000 warga Palestina tewas, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengalami kekurangan makanan, air dan tempat tinggal. Kekurangan makanan di beberapa tempat bahkan melebihi tingkat kelaparan akut.

Dalam suratnya, kelompok tersebut menyatakan operasi Israel telah berulang kali melanggar terhadap hukum internasional yang melarang pembunuhan tanpa pandang bulu antara kombatan dan warga sipil.

"Puluhan ribu warga sipil Gaza telah terbunuh, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak," kata kelompok itu. "Pembunuhan warga sipil seperti ini tidak dapat dibenarkan."

Israel menyangkal bahwa operasinya melanggar hukum internasional.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka sangat mendukung seruan Biden untuk segera melakukan gencatan senjata setidaknya selama enam minggu, pembentukan sistem pengiriman bantuan kemanusiaan yang dapat diandalkan, dan pembebasan para sandera.

Para penandatangan juga menyerukan kepada militer Israel untuk menerapkan aturan keterlibatan yang konsisten dengan hukum internasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper