Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Tak Masuk Kabinet Prabowo, Rocky Gerung: Eranya Selesai, Mungkin Dia sudah Ditegur World Bank

Rocky Gerung turut mengomentari posisi Sri Mulyani yang tidak masuk ke dalam Kabinet Prabowo.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024). ANTARA
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024). ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Rocky Gerung turut mengomentari posisi Sri Mulyani yang tidak masuk ke dalam Kabinet Prabowo.

Belakangan viral nama-nama yang digadang-gadang bakal jadi Menteri Keuangan baru di Kabinet Prabowo.

Melansir dari Bloomberg, Sabtu (2/3/2024), empat nama yang muncul sebagai calon Menkeu merupakan para bankir yang kini memiliki jabatan penting di Indonesia.

Nama-nama yang muncul, yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Royke Tumilaar. 

Meski demikian, sumber mengatakan bahwa susunan tim sukses Prabowo-Gibran saat ini tidak menutup kemungkinan adanya perubahan nama. 

Ya, tak ada nama Sri Mulyani dalam bursa calon Menkeu Kabinet Prabowo-Gibran di atas. Sebelumnya, Rocky Gerung turut angkat bicara.

Menurut filsuf dan akademisi kenamaan tanah air tersebut, era Sri Mulyani mungkin sudah selesai. Ia juga mengatakan bahwa Bendahara RI itu mungkin sudah ditegur oleh World Bank agar tak ikut-ikutan menyusun rencana berbahaya bagi Indonesia.

"Era Sri Mulyani sudah selesai, mungkin sekali sudah ditegur oleh World Bank supaya jangan lagi ikut campur dan ikut menyusun sesuatu yang berbahaya bagi Indonesia," kata Rocky Gerung.

Bukan tanpa alasan, Rocky Gerung mengambil contoh program makan siang gratis yang diusung Prabowo-Gibran.

Menurutnya, program ini bisa menjadi ladang basah untuk munculnya korupsi secara sistematis di Indonesia.

"Karena makan siang itu dianggap sebagai salah satu hal yang rantai korupsinya akan panjang, harga satu piring di Jakarta itu mungkin bisa tinggal 1 sendol kalau sudah sampai di Papua. Dan Bank Dunia pasti menghitung itu tidak efisien," ia menambahkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper