Bisnis.com, JAKARTA - Noe atau Sabrang Mowo Damar Panuluh diundang sebagai salah satu pembicara di acara Kongres Kedua Gerakan Russophile Internasional dan Forum Multipolaritas (MF) pada akhir Februari 2024 lalu.
Dalam kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow, setidaknya ada sekitar 350 perwakilan dari 130 negara di Asia, Eropa, Afrika, Amerika Latin dan Amerika Utara.
Salah satu pembicara dari Indonesia yang mendapat kesempatan untuk menyampaikan gagasannya adalah Noe sebagai vokalis Letto.
Anak dari Cak Nun tersebut diundang karena memenuhi kriteria pembicara yang ingin dihadirkan di MF, yakni sebagai musisi yang aktif menyuarakan keresahan.
Cerita Noe terbang ke Rusia pun sempat dibagikan oleh rekan satu bandnya, Patub, melalui akun Twitter resminya pada Kamis (29/2/2024).
"Beliau-beliau itu adalah vokalis semua; yang aktif menyuarakan keresahan, penyoal hal-hal yang tak sesuai dengan wajibnya menjadi manusia, dan lantang dalam kesunyian menulis ide-ide yang membabat alas pemikiran-pemikiran usang dan cenderung wanprestasu bagi kebudaya," tulisnya dikutip Bisnis.
Baca Juga
Patub kemudian menjelaskan bahwa forum tersebut diselanggarakan untuk membahas isu-isu mendunia yang menjadi concern masyarakat modern.
"MF ini menggagas dan menyatukan para intelektual dari berbagai negara yang concern dengan hal di atas. Merintis tatanan dunia Multipolar berdasar rasa saling menghormati. Orang-orang pintar bertemu ya diskusi pintar tentunya," lanjutnya.
Setelah pulang dari MF ini, masing-masing peserta diharapkan bisa melakukan implikasi dan tindak lanjut masing-masing.
>Multipolarity Forum (MF) yg diadakan oleh Kemenlu Rusia dan Adm Pres Rusia. MF ini baru pertama diadakan. Sementara International Movement of Russophiles sdh 2x. Yg pertama di Bulgaria 2023. Ini sprt dwi konf yg brjalan brsama. Sabrang dtg dg rekomendasi penuh KBRI Rusia> pic.twitter.com/5sxTpGlcng
— PatubMbèl (@PatubMbel) February 29, 2024
Adapun mengutip dari MEHR News, Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam pidatonya, menyinggung mengenai keniscayaan transisi masyarakat dunia menuju sistem tatanan dunia yang baru.
“Restrukturisasi struktural perekonomian dunia dan peralihannya ke basis teknologi baru, termasuk pengenalan kecerdasan buatan, komunikasi, teknologi biologi energi, nanoteknologi, pertumbuhan kesadaran diri nasional, keragaman budaya dan peradaban serta faktor objektif lainnya mempercepat proses tersebut. redistribusi potensi pembangunan demi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, dikutip dari en.mehrnews.com, Jumat (1/3/2024).
Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan pengembangan hubungan internasional merupakan prioritas Rusia.
Pihaknya akan terus terbuka dengan seluruh dunia untuk menjalankan kebijakan luar negeri yang independen, pragmatis, cinta damai, mendorong demokratisasi kehidupan internasional, dan perkembangannya berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB.
"Kepemimpinan BRICS dan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka, kerja aktif dan konstruktif kami di EAEU, SCO, G20 dan banyak format multilateral lainnya ditujukan untuk mencapai tujuan ini. Saya juga akan mencatat hubungan erat yang kami kembangkan dengan asosiasi integrasi regional,"kata Lavrov.
Menurut penyelenggara acara, platform ini dirancang untuk menyatukan para intelektual dari berbagai belahan dunia yang menganjurkan tatanan dunia multipolar berdasarkan rasa saling menghormati.
Gerakan internasional Russophiles dibentuk pada pertemuan pendirian pada 14 Maret 2023 di Moskow. Ini merupakan singkatan dari promosi kehadiran budaya dan kemanusiaan Rusia di dunia modern.