Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat dan Filipina menggelar patroli udara gabungan di Laut China Selatan (LCS) sebagai salah satu bentuk aliansi pertahanan kedua negara.
Aksi gabungan ini memicu kecaman dari China seiring dengan ketegangan maritim yang terus berlanjut di wilayah yang menjadi pusat sengketa tersebut.
Melansir Reuters, Selasa (20/2/2024), Angkatan Udara Filipina menyatakan dalam posting di Facebook bahwa mereka melakukan patroli dengan Angkatan Udara Pasifik AS pada hari Senin (19/2) di atas bagian barat pulau terbesar Filipina, Luzon.
"Kegiatan kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antara Angkatan Bersenjata Filipina dan rekan-rekan AS mereka," ungkap Angkatan Udara Filipina dalam posting di Facebook.
Angkatan Bersenjata Filipina juga menyertakan foto dan video patroli gabungan tersebut.
Komando Teater Selatan militer China menggambarkan patroli udara tersebut sebagai aksi publisitas, dan menuduh Filipina mengganggu ketertiban di Laut China Selatan dengan melibatkan negara-negara di luar wilayah tersebut.
China juga mengatakan bahwa pasukannya akan mempertahankan kewaspadaan tingkat tinggi dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional.
Filipina di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr. telah memperkuat aliansi pertahanan yang telah berlangsung lama dengan AS, sambil mempublikasikan dan memprotes langkah China di Laut China Selatan yang diklaim Beijing hampir seluruhnya adalah wilayahnya.
AS dan Filipina baru-baru ini juga telah melakukan patroli laut di wilayah yang disengketakan tersebut.