Bisnis.com, JAKARTA - Demonstrasi anti-pemerintah yang menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mundur dan meminta pemilihan umum (pemilu) dini, terjadi di beberapa Kota Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem.
Kepolisian setempat melaporkan bahwa demonstrasi warga Israel penentang Netanyahu tersebut membuat 3 orang ditangkap di Caesarea.
"Pada aksi Sabtu (17/2) malam, Jalan Rothschild di Caesarea diblokir. Protes tersebut disertai dengan penghinaan dan kekerasan fisik terhadap polisi setempat. 3 orang pengunjuk rasa ditangkap," kata kepolisian, dilansir TASS, Minggu (18/2/2024).
Adapun Caesarea merupakan wilayah di mana menjadi tempat kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Israel, dekat tepi pantai.
Sementara di Tel Aviv, demonstrasi anti-pemerintah kembali terjadi oleh warga di dekat kompleks Kementerian Pertahanan.
Para demonstran sebelumnya menentang reformasi hukum setelah Hamas Palestina menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, dan perang di Gaza dimulai.
Baca Juga
“Selama unjuk rasa, perilaku tidak tertib dimulai di Jalan Kaplan, dengan para demonstran memblokir lalu lintas di kedua arah, melempar botol, menyalakan kembang api, mendarat di jalan dan mencoba menerobos barisan polisi,” kata kepolisian.
Kepolisian menyatakan setelah demonstrasi itu dinyatakan ilegal dan memberi perintah kepada pendemo untuk membubarkan diri, pasukan keamanan kemudian mengusir para demonstran dari jalan yang terbuka untuk lalu lintas, dan para demonstran yang membuat onar dikenakan denda yang besar.
Sementara itu, di Yerusalem demonstrasi diadakan di dekat kediaman Netanyahu. Para demonstran menuntut pembebasan segera sandera yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
Selain itu, para demonstran juga menuntut agar Netanyahu membatalkan keputusannya pada 14 Februari, untuk tidak mengirim delegasi Israel ke Kairo yang akan merundingkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.