Bisnis.com, JAKARTA – Warga Negara Indonesia (WNI) yang tengah berada di luar negeri tetap dapat menggunakan hak untuk memilih calon presiden dan wakil presiden atau Pemilu 2024, termasuk di London, Inggris.
Nyatanya, masa pencoblosan di London yang digelar pada 11 Februari 2024 tersebut kisruh bahkan banyak WNI yang gagal menggunakan hak pilihnya.
Reporter Bisnis yang tengah menempuh pendidikan di SOAS University of London, Iim Fathimah (27) mengungkapkan ketidakteraturan Pemilu di tempatnya tersebut akibat jumlah orang yang membludak.
Dirinya mengungkapkan tempat pemungutan suara (TPS) yang memiliki luas satu lapangan basket tersebut telah buka sejak jam 08.00 waktu setempat dan memprioritaskan pemilih dengan status Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Sementara Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) baru dapat memilih di atas jam 2 siang waktu setempat.
“Saya datang sekitar pukul 13.30 dan antrean berantakan, penuh sesak karena bersamaan dengan antre yang membeli makanan,” ujarnya ketika Bisnis hubungi, Selasa (13/2/2024).
Baca Juga
Keadaan semakin menjadi-jadi karena jumlah DPTb disebutkan Iim lebih banyak dari pada DPT. Terlebih, jumlah panitia yang minim dan tidak adanya pengeras suara membuat kondisi semakin membingungkan.
Sebagai contoh, salah satu temannya ada yang mendapatkan nomor antrean di 600an untuk 2 TPS, yang berarti jumlah DPTb lebih dari 1.200an orang. Di sisi lain, kebingungan dan ketidakpastian juga dihadapi oleh para Daftar Pemilih Khusus (DPK) yang tidak mendapatkan info kapan dirinya mendapatkan kepastian memilih.
“Padahal banyak yang berharap dapat sisa surat untuk nyoblos,” tuturnya.
Menurut Iim, chaos atau kekacauan dari pemilu di London ini akibat pencoblosan yang dibebankan di TPS London.
Seharusnya, sebagian dari mereka yang tinggal di Inggris bagian Utara seperti Edinburgh, Leeds, dan Sheffield dapat diarahkan untuk mencoblos di Manchester.
“Temanku di Manchester bilang antrean di sana enggak seheboh di London. Banyak DPTb yang seharusnya bisa dikirim ke Manchester, tapi ternyata mereka diarahkan ke London. Itu lumayan kalau pulang-pergi bisa 30-40 poundsterling, dan mereka ada jadwal kereta yang harus dikejar,” jelasnya.
Satu suara dengan Iim, mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pascasarjana di Universitas Edinburgh, Dina Nurdiana (25), juga merasakan hal yang sama.
Dina menyebutkan bahwa TPS yang terpusat di London menyebabkan kekacauan karena gabungan dari dua TPS, yakni London dan Skotlandia.
Dirinya juga bercerita banyak WNI yang pada akhirnya pulang dengan kecewa karena adanya miskomunikasi dengan petugas PPLN dan antrean yang mengular.
“Ketemu mahasiswa dari Glasgow, pas sampe lokasi nyoblos terus dicek sama petugasnya, katanya surat suara dia udah dikirim via pos tapi dia enggak terima apapun. Terus dia jadi pulang lagi ke Glasgow tanpa nyoblos,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (13/2/2024).
Kemungkinan yang terjadi, kata Dina, WNI tersebut telah pindah tempat tinggal sehingga tidak sesuai dengan alamat yang dicantumkan sebelumnya.
Untuk mengatasi antrean, Dina telah lebih dahulu mengurus pindah TPS jauh-jauh hari bahkan sebelum berangkat studi ke Edinburgh pada September 2023 lalu.
Alhasil, dirinya mendapat surat suara via pos. Namun dirinya tetap datang ke lokasi TPS untuk menemani temannya sekaligus berwisata di London.
Di Indonesia, pencoblosan baru akan berlangsung besok, Rabu (14/2/2024). Masyarakat yang ada di dalam negeri akan menuju 820.161 TPS yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara WNI yang berada di luar negeri telah lebih dahulu mencoblos dengan jadwal beragam di masing-masing negara, mulai 5 Februari hingga 14 Februari.