Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo menilai program bantuan sosial (bansos) yang selama ini dikucurkan pemerintah gagal menurunkan kesenjangan sosial. Meskipun diakuinya bansos berhasil menurunkan angka kemiskinan.
"Menurunkan kemiskinan oke ternyata, tapi gap [kesenjangan sosial] tidak. Berapapun besarnya [bansos] gap tetap tinggi," ujar Ganjar saat merespons jawaban Anies Baswedan dalam debat capres, Minggu (4/2/2024).
Oleh karena itu, Ganjar menyoroti pada pentingnya perbaikan data penerima bansos. Sebab, menurutnya negara memiliki kewajiban dalam memastikan bahwa bansos yang disalurkan tepat sasaran dan tepat waktu.
"Paradigma bansos ini betul-betul hak rakyat. Kami usul, bantuannya ganti saja dengan bantuan kesra [kesejahteraan sosial] karena tugas negara itu menciptakan keadilan sosial, bukan menciptakan bantuan sosial." jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Senin (17/7/2023), Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat pada Maret 2023 mengalami peningkatan dibandingkan September 2022.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto menyampaikan, hal tersebut ditujukan dengan peningkatan rasio gini dari 0,381 poin pada September 2022 menjadi 0,388 poin pada Maret 2023, atau meningkat sebesar 0,007 poin.
Baca Juga
“Dari data yang ada, tingkat ketimpangan pada Maret 2023 alami peningkatan dibandingkan September 2022,” katanya dalam Rilis BPS, Senin (17/7/2023).
Adapun rasio gini menggambarkan tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat yang nilainya berada pada rentang 0 hingga 1, di mana semakin tinggi nilainya, semakin tinggi tingkat pengeluaran yang terjadi di masyarakat.
BPS mencatat nilai rasio gini di perkotaan pada Maret 2023 sebesar 0,409 atau meningkat sebesar 0,07 poin dibandingkan September 2022. Tingkat ketimpangan di perkotaan pada Maret 2023, lanjut dia, lebih tinggi bila dibandingkan sebelum pandemi atau September 2019 yang tercatat sebesar 0,391.