Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Istana Pastikan Menteri Jokowi Masih Solid Sampai Akhir Periode

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana memastikan bahwa isu keretakan di dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan kabar tida benar.
Presiden Joko Widodo (kanan) mengenakan pakaian adat Tanimbar, Maluku, bersama menteri Kabinet Indonesia Maju menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Presiden Joko Widodo (kanan) mengenakan pakaian adat Tanimbar, Maluku, bersama menteri Kabinet Indonesia Maju menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA — Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana memastikan bahwa isu keretakan di dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan kabar tidak benar.

“Seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu Presiden untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan sampai akhir masa jabatannya,” ujarnya kepada wartawan melalui pesan teks, Kamis (18/1/2024).

Lebih lanjut, Ari mengatakan bahwa terkait dengan adanya isu sejumlah menteri yang akan mundur agar ditanyakan lebih dalam kepada pihak-pihak yang melontarkan isu tersebut.

Penyebabnya, dia memastikan sejauh ini seluruh menteri Jokowi masih dalam keadaan nyaman dalam pemerintahan orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan angkat bicara terkait dengan adanya sinyal Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan meninggalkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

“Jangan suka bikin isu, jangan suka bikin isu ya,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (18/1/2024).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa dalam situasi menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024, isu-isu miring diharapkan tidak selalu ditelan mentah-mentah. Harapannya, masyarakat dapat menyambut pemilu 2024 sebagai pesta demokrasi yang menyenangkan dan damai.

Apalagi, Zulhas melanjutkan bahwa pemilu sudah beberapa kali diselenggarakan sehingga diharapkannya tidak ada lagi berita-berita disinformasi yang bertebaran di jagat maya.

“Jangan saling menjelekkan satu dengan yang lain. Ini kan kompetisi antar keluarga atau saudara. Saya keliling daerah ke mana-mana rakyat itu guyub, akur, ada yang pilih A, ada yang pilih B. Walaupun yang banyak pak Prabowo ya,” tuturnya.

Di sisi lain, Zulhas juga merespon terkait dengan alasan absennya Sri Mulyani dalam rapat internal yang digelar pada hari ini, Kamis (18/1) mengenai stabilitas harga komoditas menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

“Jadi, [Sri Mulyani] gak ada masalah itu. gak ada yang anu yang marah-marah, gak ada yang ngejek satu dengan yang lain, akur rukun begitu. Orang gak ada apa-apa kok dibahas,” pungkas Zulhas.

Sebelumnya, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menyebutkan bahwa adanya sinyal Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan meninggalkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

“Secara moral, saya dengar bu Sri Mulyani yang paling siap untuk mundur,” ungkapnya dalam Political Economic Outlook 2024 yang diselenggarakan oleh Progresif Indonesia, dikutip Rabu (17/1/2024).  

Faisal mengungkapkan saat ini Jokowi memberikan pengaruh negarih kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.  

Dirinya juga tidak segan mengajak masyarakat untuk membujuk para menteri lainnya agar mundur dari pemerintahan Jokowi di penghujung kepemimpinannya.

“Ayo kita sama-sama membujuk Sri Mulyani, Pak Basuki, dan beberapa menteri lagi untuk mundur [dari pemerintahan Presiden Jokowi]. Itu efeknya akan dahsyat,” pungkasnya.

Menurutnya, mundurnya para menteri-menteri juga pernah terjadi pada masa Presiden Soeharto pada 1998.

Sebut saja Ginandjar Kartasasmita yang kala itu menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) yang memilih mundur karena menolak duduk di Kabinet Reformasi Pembangunan yang akan dibentuk Soeharto.

Sementara kini, Faisal mengungkapkan bahwa sejumlah pejabat juga berencana mundur, namun memilih momen yang tepat, salah satunya adalah Pramono Anung.

“Mudah-mudahan momentum ini segera, InsyaAllah jadi pemicu yang dahsyat seperti Pak Ginanjar dan 12 menteri lainnya mundur di zaman Pak Harto,” tandas Faisal Basri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper