Bisnis.com, JAKARTA -- Debat calon wakil presiden (cawapres) putaran pertama telah berakhir dengan berbagai macam catatan. Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), tampil di luar ekspektasi.
Terlepas dari plus minusnya, dia berhasil membuktikan mampu berdebat dengan dua tokoh yang jauh lebih senior yakni Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Mahfud MD.
Gibran bahkan berhasil menjadi cawapres yang paling banyak menerima sentimen positif di sosial media X selama debat kedua Pemilu 2024.
Berdasarkan hasil analisis Drone Emprit, sentimen positif Gibran pada debat cawapres itu mencapai 70%. Gibran juga mendapatkan sentimen negatif 23% dan sisanya sentimen netral 7% dari total sebutan di media sosial X mencapai 31.580 kali.
Sebaliknya, cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin justru mendapatkan sentimen negatif terbanyak dalam performanya pada debat tersebut.
Baca Juga
Mengacu data analisis yang sama, Cak Imin memperoleh sentimen negatif yang mencapai 41%, diikuti sentimen positif 48% dan sentimen netral 11% dari total sebutan 26.849 kali.
Sementara, pasangan Ganjar Pranowo, Mahfud MD menjadi cawapres yang jarang disebut di X. Pasalnya, Mahfud hanya disebut di X sebanyak 11.385 kali. Perinciannya, sentimen positif 69%, sentimen negatif 16% dan netral sebanyak 15%.
Sebagai informasi, metodologi Ismail ini diambil dari beberapa keyword pada tiap-tiap cawapres. Misalnya, Muhaimin Iskandar dengan kata kunci, Cak Imin, Gus Imin, Gus Muhaimin, cakimiNOW, cawapres 01, cawapres nomor urut 01, dan cawapres no 01.
Selanjutnya, untuk Gibran diambil dari kata kunci Gibran, Walikota Solo, gibran tweet, cawapres 02, cawapres no 02, dan cawapres nomor urut 02. Sementara, Mahfud dengan kata kunci Mahfud MD, Mahfudmd, mohmahfudmd, prof mahfud, cawapres 03, cawapres no 03, hingga cawapres nomor urut 03.
Bagaimana dengan Elektabilitas?
Sampai saat ini belum banyak lembaga survei yang mempublikasikan hasil surveinya pasca debat cawapres. Adapun survei elektabilitas yang dirilis sebelum debat antara lain:
Versi Roy Morgan
Roy Morgan, Lembaga riset yang bermarkas di Australia, menempatkan calon presiden alias capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo di peringkat teratas menggungguli Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Namun demikian Roy Morgan melakukan survei pada Juli-September 2023 terhadap 2.630 pemilih Indonesia yang berusia di atas 17 tahun. Itu artinya survei dilakukan sebelum manuver keluarga Jokowi yang diawali dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Berdasarkan survei tersebut, Ganjar Pranowo meraih total suara 38%, naik 10% sejak kuartal Maret 2023. Dia mengungguli Prabowo Subianto dengan perolehan 30% (naik 13%) dan Anies sebesar 25% (naik 10%). Sementara itu, sekitar 7% partisipan menyatakan tidak memilih ketiganya.
Selain itu, survei ini juga menemukan bahwa Ganjar memimpin perolehan suara dengan kuat di Pulau Jawa, sementara Prabowo bersaing ketat dengan Ganjar di Pulau Sumatera.
Survei Litbang Kompas
Berdasarkan Survei Litbang Kompas, Senin (11/12/2023), elektabilitas paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di urutan teratas mengungguli pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskanadr dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Prabowo-Gibran berada di urutan pertama dengan perolehan suara 39,3 persen, Anies-Muhaimin berada di urutan kedua dengan suara 16,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan suara 15,3 persen.
Meskipun demikian, angka 39,3 persen belum memenuhi persentase keterpilihan guna memenangkan pasangan Prabowo-Gibran dalam satu putaran pada Pilpres 2024.
Untuk memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran, salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden harus mengantongi suara lebih dari 50 persen sesuai dengan Pasal 416 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tentang Pemilu.
Survei juga menemukan bahwa pasangan Prabowo-Gibran unggul di hampir semua kategori sosio-demografis responden.
Survei LSI Denny JA
Hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Senin (11/12/2023), mengungkap bahwa elektabilitas pasangan capres dari tiga paslon di urutan pertama, Prabowo-Gibran 42,9 persen, Ganjar-Mahfud 24,9 persen, dan Anies-Muhaimin 24 persen.
Survei ini juga menemukan bahwa, Prabowo-Gibran memiliki tren kenaikan suara yang lebih tinggi dibanding pasangan lainnya.
Pada bulan September 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran berada di angka 39,3 persen. Capaian itu sempat menurun pada Oktober menjadi 36,8 persen, tetapi kembali meningkat di November menjadi 40,3 persen.
Berbeda justru dialami oleh pasangan Ganjar-Mahfud yang mengalami penurunan tren elektabilitas. Tren elektabilitas Ganjar-Mahfud 36,9 persen pada September turun menjadi 24,9 persen di akhir November.
Sementara itu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) mengalami kenaikan elektabilitas dari 15 persen pada September menjadi 17,2 persen pada Oktober.
Tren peningkatan itu masih terus berlanjut pada awal November menjadi 20,3 persen dan akhir November menjadi 24 persen.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 20 November hingga 3 Desember 2023. Pengambilan sampel menggunakan metode Multistage Random Sampling. Responden sebanyak 1.200 responden.
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner. Margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Survei Indikator Politik
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia memproyeksikan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul telak apabila pemilihan presiden (Pilpres) 2024 diadakan saat ini.
Simulasi yang dilakukan dalam rentang 23 November 2023 sampai dengan 1 Desember 2023 itu mencatat perolehan suara Prabowo-Gibran ke level 45,8%. Torehan itu lebih tinggi dari simulasi sebelumnya pada periode sigi 27 Oktober 2023 sampai dengan 1 November 2023, yang berada di angka 39,7%.
Di sisi lain, Burhanuddin mengatakan, perolehan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD justru turun sekitar 5-6% ke level 25,6%, dari yang sebelumnya sempat berada di angka 30%.
Sementara itu, perolehan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar relatif stabil di kisaran 22,8%, turun tipis dari posisi survei bulan sebelumnya di level 24,4%.
Survei Poltracking Indonesia
Survei terbaru Poltracking Indonesia menunjukkan elektabilitas Prabowo -Gibran semakin meningkat meninggalkan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD dan paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Dalam simulasi surat suara, Poltracking menanyakan ke responden siapa yang akan dipilih apabila pilpres dilaksanakan sekarang. Hasilnya, Prabowo-Gibran memperoleh 45,2% suara, Ganjar-Mahfud 27,3% suara. Sementara, Anies-Imin berada di urutan ketiga dengan 23,1% suara. Sisanya, ada 4,4% yang tidak tahu atau tidak jawab.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR menjelaskan, jika dibandingkan dengan hasil survei pada November 2023 atau bulan lalu maka terlihat perbedaan tren elektabilitas antara ketiga paslon.
Hasil survei Poltracking pada November 2023 menunjukkan Prabowo-Gibran memperoleh 40,2% suara (kini naik 5%), Ganjar-Mahfud 30,1% (kini turun 2,8%), Anies-Imin 24,4% (kini turun 1,3%).
Proyeksi Lembaga Asing
Di sisi lain, Economist Intelligence Unit (EIU) menyoroti sepak terjang Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada kontestasi pemilihan presiden atau Pilpres 2024 dalam laporan terbarunya berjudul Asia Election Monitor 2024: Incumbents have the upper hand in the region.
Laporan itu sejatinya memaparkan kajian tentang proses politik di empat negara di Asia yakni India, Indonesia, Taiwan dan Korea Selatan. Namun khusus Indonesia, EIU mengungkap secara padat tentang pengaruh Jokowi dalam politik Indonesia yang telah melampaui masa jabatannya.
EIU memproyeksikan bahwa Pilpres 2024 akan berlangsung secara ketat. Tidak ada kandidat yang memperoleh suara mayoritas. Alhasil proses pemungutan suara berlangsung sebanyak dua putaran.
Namun, lembaga riset tersebut menyebutkan bahwa Prabowo Subianto akan memenangkan pertarungan politik pada putaran kedua. Kemenangan Prabowo, lanjut laporan itu, salah satunya ditopang oleh pengaruh dari Jokowi yang direpresentasikan dengan sosok Gibran Rakabuming Raka. Gibran adalah putra sulung Jokowi.
"Dengan dukungan tersirat dari presiden petahana yang berpengaruh Jokowi, kami memperkirakan Prabowo Subianto, Ketua Partai Gerindra dan menteri pertahanan saat ini, pada akhirnya akan menang," tulis laporan yang dikutip, Jumat (15/12/2023).
Riset EIU mencatat bahwa pencalonan Prabowo sangat terbantu oleh popularitas Jokowi yang luas. Implikasinya Prabowo mendapatkan berkah dukungan bahkan di provinsi-provinsi yang Gerindra memiliki kinerja yang relatif buruk.
Namun demikian, EIU juga memastikan bahwa kemenangan Prabowo tersebut juga ada harganya. Prabowo, tulis laporan itu, akan terdorong untuk memastikan bahwa kebijakan era Jokowi tetap dipertahankan, khususnya proyek unggulan pemindahan ibu kota, kereta cepat Jakarta-Bandung, dan nasionalisme sumber daya alam.
Di sisi lain, partai petahana, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) akan tetap menjadi kekuatan yang tangguh, meski kandidatnya kalah dalam pemilu presiden. Partai ini mungkin akan mempertahankan posisinya sebagai partai terbesar di DPR (badan legislatif)."
"Hal ini akan memastikan bahwa mereka termasuk dalam koalisi yang kemungkinan besar akan dibentuk oleh Prabowo. Pemerintahan Jokowi dicirikan oleh pendekatan yang mendukung stabilitas politik."