Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak mempermasalahkan adanya narasi sejumlah peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP28 yang meninggalkan tempat atau walk out saat dirinya berpidato.
Menurutnya, fokusnya saat berpidato di KTT yang terjadi pada Jumat (1/12/2023) adalah untuk menyampaikan aksi-aksi nyata Negara terkait dengan menyelesaikan atau mengurangi urusan perubahan iklim yang tengah dihadapi oleh seluruh Negara di dunia.
“Di sana saya sampaikan deforestasi kita turun sangat jauh, urusan kebakaran hutan gambut kita turun jauh. Kemudian kita membangun nursery dengan produksi 75 juta baik di rumpin di Bogor, Mangrove di denpasar, kemudian bibit rainforest di Mentawir, Labuan Bajo. Saya kira ini sebuah sebuah aksi yang konkret, aksi yang nyata. Menurut saya yang penting itu,” ujarnya kepada wartawan di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (7/12/2023).
Sekadar informasi, dalam pidatonya di COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Presiden asal Surakarta itu memaparkan kesuksesan Indonesia menurunkan emisi karbon dalam periode 2020-2022.
Kepala Negara menyebut Indonesia sukses menurunkan emisi karbon hingga 42 persen, dibandingkan dengan perencanaan Business as Usuall (BAU) pada 2015. Jokowi juga menyinggung tentang investasi pertanian yang disebut bisa menghasilkan energi ramah lingkungan dalam pidato di COP28.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk pengenalan kekayaan hasil alam Indonesia ke negara-negara lain. Pasalnya, lahan pertanian di Indonesia diklaim oleh Jokowi sangat bagus dan produktif
Baca Juga
Meski begitu, dia menyoroti bahwa investasi di bidang pertanian sangat penting, mengingat bahwa produk pertanian juga dapat menghasilkan energi yang ramah lingkungan. Apalagi, Indonesia memiliki keuntungan lahan yang melimpah dan subur, dengan sumber daya manusia yang mencakup 30% usia produktif.
Di sisi lain, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury membantah adanya walk out saat Jokowi berpidato. Apalagi, saat event berlangsung, Pahala berada di lokasi bersama Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar.
“Sama sekali tidak betul,” katanya kepada wartawan saat dikonfirmasi melalui pesan singkat Rabu (6/12/2023).
Pahala menjelaskan penyampaian pernyataan nasional saat itu dilaksanakan di dua ruang terpisah sehingga audiens terbagi dua. Selain juga ada berbagai pertemuan acara sela dan pertemuan bilateral yang dihadiri delegasi pada saat yang sama.
Menurutnya, Jokowi mendapat apresiasi dalam beberapa forum terkait pencapaian penurunan emisi. Khususnya terkait dengan restorasi mangrove dan penurunan deforestasi.
Dalam ruangan itu, kata Pahala, tiap negara hanya diwakili oleh tiga orang saja. Untuk delegasi Indonesia, menurut dia, diwakili Presiden Jokowi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dan dirinya. Dia memastikan tidak ada perwakilan NGO yang hadir saat itu.
Senada, Menteri Lingkungan Hidip dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya membantah informasi yang menyebutkan terdapat peserta COP28 yang walkout ketika Jokowi menyampaikan pidato. Menurutnya itu adalah informasi yang tidak benar.
"Pengakuan internasional kepada RI sangat positif. Demikian pula pada pertemuan bilateral, yang mana, Sekretaris Jenderal PBB dan juga PM Norway memberikan apresiasi atas progress RI dalam inisiatif aktif serta kemajuan aksi iklim menurunkan emisi, khususnya dalam restorasi mangrove serta penurunan deforestasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir hingga sekarang," tutur Siti.
Untuk diketahui, narasi soal insiden sejumlah peserta walk out awalnya tersebar di media sosial. Akun @widodol_joko mengunggah menunjukan foto presiden sedang pidato di ajang tersebut.
“Peserta Konperensi Walk-Out. Presiden Jokowi ke Dubai bicara di conference lingkungan COP28 _& pada kesempatan Jokowi berpidato ditinggal oleh para audience yang sebagian besar terdiri dari delegasi NGO Global seperti Greenpeace, Walhi, Save Borneo dan NGO lainnya. Benarkah?” tulis @widodol_joko.