Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Ma'ruf Ungkap Sejumlah Strategi Meningkatkan Jumlah Usaha Pertanian

Wapres RI Ma’ruf Amin mencermati jumlah usaha pertanian di Indonesia yang menurun sepanjang periode kepemimpinan Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau lokasi lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Selasa 23 Februari 2021 - Twitter @jokowi
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau lokasi lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Selasa 23 Februari 2021 - Twitter @jokowi

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin mencermati jumlah usaha pertanian di Indonesia yang menurun sepanjang periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Orang nomor dua di Indonesia itu menilai terdapat sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan jumlah usaha pertanian dalam menjelang periode kepemimpinannya berakhir.

Pertama, dia memerinci bahwa pemerintah pernah melakukan intensifikasi pertanian ketika menghadapi permasalahan yang serupa. Kedua, strategi selanjutnya adalah mekanisasi, dan diversifikasi tanam, serta ekstensifikasi.

“Intensifikasi pertanian itu. Misalnya, dengan masalah pengairannya, tersiernya ya, premiernya, saluran saluran airnya itu semua agar tetap intensif, diintenfisikasi, sehingga hasilnya walaupun jumlahnya tidak luas tetapi hasilnya tinggi,” tuturnya saat ditemui di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Selasa (5/12/2023).

Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa strategi selanjutnya untuk meningkatkan jumlah usaha pertanian adalah dengan memakai sistem mekanisasi atau proses pengenalan dan penggunaan bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian.

“Dan yang kedua mekanisasi, jadi semua dari penanaman, panenan, mulai penggarapan sampai memanen itu pakai mekanik ya sehingga dia cepat, sehingga dia bisa terus ditanami lagi bsa ditanami lagi. Bisa satu tahun tiga kali misalnya,” imbuhnya

Ketiga, Ma’ruf menjelaskan bahwa diversifikasi tanam perlu dilakukan agar tidak harus seluruh lahan digarap untuk satu komoditas.

“Jangan semua beras semua gitu loh, jadi di daerah-daerah jagung di daerah sagu ya mereka makanannya makanan yang pokoknya jangan diberaskan seluruhnya.

Kemudian, ekstensifikasi, kata Ma’ruf strategi ini juga tepat untuk memanfaatkan pengembangan luas tanah di daerah yang memang sudah layak dikembangkan diperluas dan menghindari adanya penggunaan lahan pertanian untuk yang lain.

Berdasarkan Sensus Pertanian 2023 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) selama 10 tahun terakhir. Pada 2023 jumlah usaha pertanian secara nasional sebanyak 29,36 juta, turun hingga 7,42% dari catatan Sensus Pertanian 2013 yang masih sebanyak 31,71 juta usaha pertanian.

Turunnya jumlah usaha pertanian pada sensus tahun ini disebabkan usaha pertanian perorangan turun sebesar 7,45% dari 2013 sebanyak 31,70 juta unit, menjadi hanya sebanyak 29,34 juta unit pada 2023.

Sementara itu, usaha pertanian yang dilakukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum justru meningkat 35,54% selama 10 tahun terakhir, dari 4.209 menjadi 5.705 unit.

Komponen lain, yakni usaha pertanian lainnya, juga meningkat drastis 10 tahun terakhir mencapai 116,08%, dari jumlahnya yang hanya 5.982 unit menjadi 12.926 unit pada 2023.

Contoh bentuk entitas usaha pertanian lainnya berupa pondok pesantren, lembaga pemasyarakatan, kantor pemerintah/swasta, komplek TNI, dan kelompok tani yang usahanya dilakukan secara bersama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper