Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Pertimbangkan Kembali Labeli Houthi Teroris, Buntut Pembajakan Kapal Israel

AS mempertimbangkan untuk kembali menyebut kelompok Houthi dari Yaman sebagai teroris sebagai respons atas pembajakan kapal kargo yang diklaim milik Israel.
AS Pertimbangkan Kembali Labeli Houthi Teroris, Buntut Pembajakan Kapal Israel. Pengikut gerakan Houthi Syiah menaiki sebuah bulldozer yang mereka rebut dari polisi anti huru-hara di sepanjang jalan utama menuju bandara di Sanaa, Yaman./Reuters
AS Pertimbangkan Kembali Labeli Houthi Teroris, Buntut Pembajakan Kapal Israel. Pengikut gerakan Houthi Syiah menaiki sebuah bulldozer yang mereka rebut dari polisi anti huru-hara di sepanjang jalan utama menuju bandara di Sanaa, Yaman./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan untuk kembali menyebut kelompok Houthi dari Yaman sebagai teroris sebagai respons atas pembajakan sebuah kapal kargo yang diklaim milik Israel.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby menilai keputusan Houthi yang mengirimkan drone dan rudal jarak jauh ke Israel sebagai solidaritas dengan Hamas, menyita kapal kargo Galaxy Leader pada Minggu (19/11/2023) di Laut Merah selatan sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional.

"Mengingat hal ini, kami telah memulai peninjauan terhadap kemungkinan sebutan teroris [terhadap Houthi] dan kami juga akan mempertimbangkan opsi lain dengan sekutu dan mitra kami,” kata Kirby pada konferensi pers di Gedung Putihn dilansir dari Reuters, Rabu (22/11/2023).

Kirby meminta pembebasan segera untuk kapal dan awaknya.

Adapun, pemerintahan Trump memasukkan kelompok Houthi ke dalam daftar hitam sehari sebelum masa jabatannya berakhir. Muncul kekhawatiran di PBB, kelompok bantuan dan beberapa anggota parlemen AS bahwa sanksi itu akan mengganggu arus masuknya makanan, bahan bakar, dan komoditas lainnya ke Yaman.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada (12/02/2021) mencabut status tersebut sebagai pengakuan dari situasi kemanusiaan yang buruk di Yaman. (Syahra Fauzia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper