Pertempuran telah berkobar sejak orang-orang bersenjata dari kelompok Islam Hamas menyerbu perbatasan Gaza dengan Israel, menurut para pejabat Israel, menewaskan 1.400 orang dan menyandera sekitar 240 orang dalam serangan terburuk dalam sejarah negara itu.
Bersumpah untuk menghancurkan Hamas, Israel membalas dengan pemboman udara dan serangan darat yang menurut kementerian kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan lebih dari 10.800 orang, banyak dari mereka adalah anak-anak.
PBB memperkirakan sekitar 1,5 juta orang sudah mencari perlindungan di Gaza bagian Selatan.
Seruan internasional untuk gencatan senjata semakin meningkat, begitu pula protes, termasuk protes pada akhir pekan yang menargetkan Gedung Putih. Namun, Biden mengenyampingkan gencatan senjata yang lebih lama untuk saat ini.
"Tidak ada. Tidak ada kemungkinan," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih ketika ditanya tentang kemungkinan gencatan senjata.
Dia mengatakan dia “masih optimistis” untuk membebaskan sandera – termasuk sekitar 10 warga AS yang ditahan di Gaza.
Baca Juga
Kami tidak akan berhenti sampai kami mengeluarkan mereka, tambahya.
Biden kemudian menegaskan hal itu dalam panggilan telepon dengan Netanyahu bahwa dirinya telah meminta jeda lebih dari tiga hari.
Ketika ditanya apakah dia frustrasi dengan Netanyahu, Biden berkata, “hal ini memakan waktu lebih lama dari yang saya harapkan”.
Biden dengan tegas mendukung sekutu utamanya Israel sejak serangan itu, mengunjungi Israel pada bulan Oktober dan mengatakan bahwa Hamas tidak bisa dibiarkan tetap menguasai Gaza. Namun dia juga meminta Israel untuk mematuhi “hukum perang”, menghindari jatuhnya korban sipil, membiarkan bantuan kemanusiaan masuk dan berupaya mengeluarkan para sandera.
Secara pribadi, Washington telah memberikan tekanan pada Israel untuk mengekang serangannya dan memberikan jeda dalam pertempuran. Hal ini mendapat perlawanan dari Israel, terutama karena Israel tidak ingin menunjukkan kelemahannya.
Sementara itu, Biden telah memperingatkan Iran dan sekutunya Hizbullah agar tidak memperluas konflik, namun serangan berulang kali terhadap pasukan AS oleh proksi Teheran dalam beberapa pekan terakhir telah meningkatkan ketegangan.
Ketika ditanya mengapa pesawat tempur AS melakukan serangan baru terhadap fasilitas senjata yang terkait dengan Iran di Suriah timur pada hari Rabu (8/11/2023), Biden menjawab “karena mereka menyerang kami” dan menambahkan bahwa pasukan AS akan menyerang lagi “jika perlu”.