Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini kehadiran pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di di Ibu Kota Nusantara (IKN) dapat menjadi pionir dari pembangkit energi terbarukan.
Hal ini dia sampaikan saat meresmikan pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 50 megawatt (MW) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Kamis (2/11/2023).
Penyebabnya, Jokowi menegaskan bahwa proyek ini sanggup memproduksi energi hijau sekitar 93 gigawatt (GW) per jam per tahun serta dapat mereduksi emisi sebesar 104.000 ton Co2 per tahun.
"Pemenuhan listrik energi terbarukan di IKN selaras dengan konsep pembangunan IKN sebagai ibu kota negara yg berkonsep kota hutan, hijau dan ramah lingkungan," katanya dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden pada Kamis (2/11/2023).
Orang nomor satu di Indonesia itu pun mengatakan bahwa proyek yang akan digarap oleh PT PLN Nusantara Power ditarget beroperasi komersial mulai Mei 2024. Nantinya, pemasangan saluran listrik di IKN seluruhnya menggunakan konsep bawah tanah atau tak lagi memakai tiang listrik.
Tak hanya itu, Jokowi optimistis bahwa IKN Nusantara akan menjadi kota net-zero carbon yang akan menggalakkan penggunaan pasokan Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 100%.
Baca Juga
Apalagi, kata Jokowi dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, PLN memproyeksikan energi untuk IKN akan dipasok dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang tersebar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Untuk diketahui, PLN mencatat ada dua kecamatan di Kalimantan Timur yang punya potensi tenaga air dan bisa direkomendasikan menjadi kandidat proyek PLTA baru, yakni Tabang dan Long Bagun.
Tabang merupakan kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang dilintasi aliran Sungai Belayan. Kawasan ini diperkirakan memiliki potensi energi air sebesar 240 MW. Sedangkan Long Bagun adalah kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu yang terletak di bagian hulu Sungai Mahakam yang memiliki potensi energi air sebesar 20 MW.
PLN menyatakan potensi energi di kedua kecamatan tersebut masih memerlukan kajian lebih lanjut. Mengingat, pemerintah daerah (pemda) Kalimantan Timur mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan di IKN meningkat hingga 12,39% pada 2025 dari 7,24% pada 2022.