Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat penembakan dan pemboman Israel telah tembus 8.000 jiwa.
Jumlah korban luka mencapai 19.000 orang, sejak awal konflik bersenjata antara pasukan Israel dan kelompok radikal Palestina di Gaza pada 7 Oktober 2023.
“Selama 24 jam terakhir, jumlah korban meningkat lebih dari 300 orang,” kata kementerian itu, di saluran TV Al Hadath, dilansir TASS, Minggu (29/10/2023).
Adapun dilaporkan sebelumnya korban tewas di Gaza, sekitar 7.700 orang. Berdasarkan informasi sebanyak 70% dari korban tewas itu adalah anak-anak, perempuan dan orang tua. Dikabarkan ada sebanyak 2.500 anak-anak.
Sejauh ini sekitar 200.000 warga Israel terpaksa pindah karena memburuknya situasi di perbatasan utara dan selatan negara itu.
Sekitar setengah dari 200.000 orang diinstruksikan untuk mengungsi dari 105 komunitas dekat perbatasan Gaza dan Lebanon di selatan dan utara.
Baca Juga
Seperti diketahui, ketegangan berkobar di Timur Tengah pada 7 Oktober 2023 saat militan dari kelompok radikal Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas, melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dari Jalur Gaza.
Hamas menggambarkan serangannya sebagai respons terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem.
Israel menanggapi dengan mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza dan mulai melancarkan serangan udara ke daerah tersebut dan beberapa bagian di Lebanon dan Suriah.
Sementara itu, bentrokan dalam konflik yang memanas juga sedang berlangsung di Tepi Barat Sungai Yordan.