Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan mengeluarkan pernyataan bersama pada tanggal 25 Oktober yang mengecam penyediaan senjata oleh Korea Utara kepada Rusia untuk perangnya di Ukraina.
“Pengiriman senjata semacam itu, yang beberapa di antaranya kini kami konfirmasi telah selesai, akan secara signifikan meningkatkan jumlah korban jiwa dalam perang agresi Rusia,” bunyi pernyataan itu.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Jepang Kamikawa Yoko, dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pada 13 Oktober bahwa Rusia telah menerima pengiriman senjata dan amunisi Korea Utara setelah pertemuan antara diktator Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada bulan September.
Moskow membantah menandatangani perjanjian dengan Pyongyang, namun citra satelit pada awal Oktober mengkonfirmasi adanya peningkatan lalu lintas kereta api di perbatasan Korea Utara-Rusia. Pada saat yang sama, media melaporkan bahwa pengiriman senjata telah dimulai.
AS percaya bahwa sebagai imbalan atas senjata dan peralatan militer, Korea Utara berharap dapat memperoleh teknologi canggih Rusia untuk program nuklirnya sendiri.
Baca Juga
Pernyataan tanggal 25 Oktober tersebut mengatakan bahwa kesepakatan semacam itu “akan melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB.”
Rusia melakukan uji coba serangan nuklir balasan skala besar pada 25 Oktober, menurut laporan Kremlin. Dugaan uji coba tersebut bertepatan dengan penarikan Rusia dari perjanjian larangan uji coba nuklir.