Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jusuf Kalla Minta Saudagar Muslim Tiru Pengusaha China

Jusuf Kalla (JK) menyarankan agar saudagar Muslim meniru strategi pengusaha China. Apa alasannya?
Wapres Ke-10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla di acara Halal bi Halal 1444 H Alumni Mersela di Gedung Krifa Bhakti Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg), Selasa (30/5/2023). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio
Wapres Ke-10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla di acara Halal bi Halal 1444 H Alumni Mersela di Gedung Krifa Bhakti Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg), Selasa (30/5/2023). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menyarankan agar saudagar Muslim meniru strategi pengusaha China dalam melakukan usaha demi kebangkitan umat Islam di masa depan.

Menurut politisi Partai Golkar tersebut, saudagar Muslim juga tidak perlu malu untuk mengikuti semangat yang biasa dikobarkan oleh pengusaha China.

Dia berpandangan bahwa menanamkan semangat untuk berdagang merupakan kunci sukses bagi saudagar Muslim, sehingga tidak tertinggal dengan pengusaha China.

"Jadi yang kita butuhkan saat ini yaitu bagaimana menanamkan semangat yang baru untuk bisa lebih maju dan lebih baik menuju kebangkitan umat," tutur JK dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (12/10/2023).

JK juga menjelaskan bahwa saat ini adalah titik terendah bagi kalangan Muslim dalam kegiatan usaha. Dia mencontohkan salah satunya adalah industri tekstil pada tahun 1970-1990 yang dulu berkiblat di Majalaya Jawa Barat dan sekitarnya.

Namun sayangnya, kata JK, pengusaha Muslim yang kaya raya sudah berkurang dan tidak ada yang bertahan, meskipun hanya satu generasi saja.

"Saat ini, tidak mampu bertahan dan semua sudah tergerus oleh industri dan alih teknologi. Sekarang dari 100 orang pengusaha, hanya 15 peribumi dan dari 10 orang terkaya di Indonesia hanya satu pengusaha muslim," katanya.

Selain itu, JK juga mengingatkan agar pengusaha Muslim tidak terjebak dalam hal bisnis syariah. Pasalnya, bagi JK, bisnis syariah itu adalah bagian dari muamalah, sedangkan hukum muamalah adalah semua bisa dilakukan kecuali yang dilarang.

"Jadi jangan terjebak pada perdebatan bisnis syariah. Dalam muamalah, jauh lebih banyak yang dibolehkan dibanding yang dilarang," ujarnya.

JK juga menyentil para pengusaha muslim yang cenderung lebih banyak melakukan seminar, diskusi dan pertemuan akbar lainnya. Padahal bagi JK, seminar memang penting, asalkan dibarengi dengan tindakan langsung.

Dia membandingkan dengan pengusaha China yang selama ini jarang melakukan seminar, namun lebih banyak melakukan tindakan langsung.

"Jangan sampai kita hanya rajin berseminar dan bermusyawarah tapi tindakan tidak ada. Jadi kita hanya semangat berseminar tapi tidak semangat dalam aksi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper