Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menyarankan agar saudagar Muslim meniru strategi pengusaha China dalam melakukan usaha demi kebangkitan umat Islam di masa depan.
Menurut politisi Partai Golkar tersebut, saudagar Muslim juga tidak perlu malu untuk mengikuti semangat yang biasa dikobarkan oleh pengusaha China.
Dia berpandangan bahwa menanamkan semangat untuk berdagang merupakan kunci sukses bagi saudagar Muslim, sehingga tidak tertinggal dengan pengusaha China.
"Jadi yang kita butuhkan saat ini yaitu bagaimana menanamkan semangat yang baru untuk bisa lebih maju dan lebih baik menuju kebangkitan umat," tutur JK dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (12/10/2023).
JK juga menjelaskan bahwa saat ini adalah titik terendah bagi kalangan Muslim dalam kegiatan usaha. Dia mencontohkan salah satunya adalah industri tekstil pada tahun 1970-1990 yang dulu berkiblat di Majalaya Jawa Barat dan sekitarnya.
Namun sayangnya, kata JK, pengusaha Muslim yang kaya raya sudah berkurang dan tidak ada yang bertahan, meskipun hanya satu generasi saja.
Baca Juga
"Saat ini, tidak mampu bertahan dan semua sudah tergerus oleh industri dan alih teknologi. Sekarang dari 100 orang pengusaha, hanya 15 peribumi dan dari 10 orang terkaya di Indonesia hanya satu pengusaha muslim," katanya.
Selain itu, JK juga mengingatkan agar pengusaha Muslim tidak terjebak dalam hal bisnis syariah. Pasalnya, bagi JK, bisnis syariah itu adalah bagian dari muamalah, sedangkan hukum muamalah adalah semua bisa dilakukan kecuali yang dilarang.
"Jadi jangan terjebak pada perdebatan bisnis syariah. Dalam muamalah, jauh lebih banyak yang dibolehkan dibanding yang dilarang," ujarnya.
JK juga menyentil para pengusaha muslim yang cenderung lebih banyak melakukan seminar, diskusi dan pertemuan akbar lainnya. Padahal bagi JK, seminar memang penting, asalkan dibarengi dengan tindakan langsung.
Dia membandingkan dengan pengusaha China yang selama ini jarang melakukan seminar, namun lebih banyak melakukan tindakan langsung.
"Jangan sampai kita hanya rajin berseminar dan bermusyawarah tapi tindakan tidak ada. Jadi kita hanya semangat berseminar tapi tidak semangat dalam aksi," tuturnya.