Bisnis.com, JAKARTA - Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok Islam Palestina Hamas, mengatakan kepada negara-negara Arab bahwa Israel tidak dapat memberi perlindungan.
Melansir Reuters, dalam pidatonya pada hari Sabtu (7/10/2023), Haniyeh juga mengatakan faksi bersenjata Palestina bermaksud memperluas pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza hingga ke Tepi Barat dan Yerusalem.
“Pertempuran tersebut berpindah ke jantung ‘entitas Zionis’,” katanya.
Turki pada hari Sabtu (7/10/2023), mengutuk keras hilangnya nyawa warga sipil dalam konflik antara Israel dan Palestina, serta mengatakan bahwa pihaknya siap membantu meredakan situasi sebelum menyebar ke wilayah yang lebih luas.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Ankara melakukan kontak dekat dengan semua pihak terkait, mengulangi seruan Presiden Tayyip Erdogan sebelumnya untuk menahan diri.
Kementerian juga mendesak warga Turki di wilayah tersebut untuk tetap berada di lokasi yang aman dan berada di dalam ruangan.
Baca Juga
“Kami menekankan bahwa tindakan kekerasan dan eskalasi yang terkait dengan hal ini tidak menguntungkan siapa pun,” katanya.
Turki siap memberikan bantuan apa pun untuk memastikan bahwa perkembangan yang dimaksud tidak semakin meningkat dan terkendali tanpa menyebar ke wilayah yang lebih luas.
Inggris Mengutuk
Inggris dengan tegas mengutuk serangan mendadak yang dilakukan kelompok Islam Palestina Hamas terhadap Israel pada hari Sabtu (7/10/2023), kata Menteri Luar Negeri James Cleverly.
“Inggris dengan tegas mengutuk serangan mengerikan Hamas terhadap warga sipil Israel. Inggris akan selalu mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri,” kata Cleverly dalam unggahan di media sosial.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengaku terkejut dengan serangan tersebut.
“Kami sedang menjalin kontak dengan pihak berwenang Israel, dan warga negara Inggris di Israel harus mengikuti saran perjalanan,” tambah Sunak.
Inggris, yang melarang Hamas sebagai organisasi teroris pada tahun 2021, telah menyarankan agar semua perjalanan ke Gaza tidak dilakukan dan mengatakan akan terus memperbarui saran perjalanan ke Israel seiring dengan perkembangan peristiwa tersebut.
Cleverly kemudian menggambarkan serangan itu sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya” dan mengatakan Inggris menyerukan mereka yang terlibat dalam konflik tersebut untuk meletakkan senjata mereka.
"Gambar-gambar yang saya lihat di media sosial mengindikasikan kekejaman yang kini dilakukan secara luas di Israel selatan," katanya kepada wartawan.