Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sudah 7 Hari China Diguyur Hujan Lebat Akibat Topan

Hujan deras akibat topan membuat China bagian Selatan basah kuyup dan sudah berlangsung selama 7 hari.
Pemandangan udara menunjukkan desa-desa yang banjir di wilayah Minhou setelah hujan lebat yang disebabkan oleh topan Haikui, di Fuzhou, provinsi Fujian, Cina 5 September 2023. cnsphoto melalui REUTERS
Pemandangan udara menunjukkan desa-desa yang banjir di wilayah Minhou setelah hujan lebat yang disebabkan oleh topan Haikui, di Fuzhou, provinsi Fujian, Cina 5 September 2023. cnsphoto melalui REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Hujan deras akibat topan membuat China bagian Selatan basah kuyup dan sudah berlangsung selama 7 hari hingga Senin (11/9/2023).

Awan badai yang bergerak lambat melayang dari Guangdong di pesisir pantai ke Guangxi, membanjiri daerah dataran rendah, memblokir jalan, dan menjebak penduduk.

Selain itu, di daerah pedesaan Bobai di wilayah Guangxi, tim penyelamat bergegas menyelamatkan orang-orang ke tempat aman sejak Minggu (10/9/2023) malam.

Media pemerintah melaporkan bahwa air sedalam lebih dari 2 meter membuat penduduk di rumah-rumah bertingkat rendah terdampar, pada Senin (11/9/2023).

Melansir CNA, adapun hujan lebat diperkirakan akan terus berlanjut melanda Guangxi China selama beberapa hari ke depan. Topan Haikui telah melemah akibat topan menjadi badai tropis sejak menghantam Provinsi Fujian pada 5 September 2023.

Namun, sisa sirkulasinya terus mendatangkan malapetaka di China selatan, dengan kota padat penduduk, Shenzhen, dibanjiri oleh hujan terlebat sejak pencatatan dimulai pada 1952. Negara tetangganya, Hong Kong, dilanda badai terburuk dalam 140 tahun terakhir.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa topan yang melanda China menjadi lebih intens dan jalurnya menjadi lebih rumit, sehingga meningkatkan risiko bencana.

Bahkan di kota-kota pesisir seperti Shenzhen yang sering menghadapi topan tropis, sudah memiliki kemampuan pertahanan banjir yang kuat.

Ahli iklim di Universitas California Irvine mengatakan topan yang bergerak jauh ke daratan berdampak pada wilayah yang secara historis kurang terkena curah hujan lebat dan angin kencang, seringkali memiliki ketahanan bencana yang lebih rendah, sehingga menyebabkan kerugian yang lebih parah.

"Dalam kasus Shenzhen, bencana ini terutama disebabkan oleh lambatnya pergerakan sirkulasi Haikui ke arah barat, yang posisi spasialnya hampir stagnan dari sore hari pada 7 September hingga dini hari 8 September, dan efek dari terjadi hujan deras, menyebabkan kejadian melebihi intensitas yang diperkirakan," tambahnya.

Efek kumulatif dari beberapa awan yang melintasi suatu wilayah secara berurutan, menghasilkan akumulasi curah hujan yang signifikan dan secara tajam meningkatkan potensi curah hujan lebat atau bahkan ekstrem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper