Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengosongan Wilayah Sembulang di Pulau Rempang Diundur, Ini Alasannya

Tenggat pengosongan wilayah Sembulang di Pulau Rempang diprediksi akan mengalami kemunduran karena masalah ini.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi/Bisnis
Kepala BP Batam Muhammad Rudi/Bisnis

Bisnis.com, BATAM - Tenggat pengosongan wilayah Sembulang di Pulau Rempang tidak akan terjadi pada 28 September 2023 nanti.

Pasalnya Badan Pengusahaan (BP) Batam masih akan melanjutkan masa pendaftaran untuk relokasi warga hingga semua warga di Sembulang terdaftar.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, investasi pabrik kaca milik Xinyi Group senilai Rp 175 triliun akan menggunakan lahan di Sembulang seluas 2.300 hektar. Karena hal tersebut, pemerintah akan merelokasi warga ke Pulau Galang paling lambat 28 September nanti.

"Tenggat waktu 28 September bukan batas akhir. Kami berharap proses pergeseran warga bisa terselesaikan dengan baik, dan lebih cepat," kata Kepala BP Batam, Muhammad Rudi saat bertemu Warga Rempang di Asrama Haji Batam, Senin (25/9/2023).

Untuk saat ini, BP Batam masih melakukan proses pendataan, serta sosialisasi terkait hak-hak warga ketika direlokasi ke tempat yang baru. Rudi mengklaim jumlah pendaftar dari kalangan warga terus bertambah. 

"Lebih dari 200 KK telah sepakat untuk dilakukan pergeseran ke hunian sementara. Sedangkan lebih dari 400 KK telah melakukan konsultasi kepada tim satuan tugas Rempang Eco-City yang berada di tiga posko berbeda. Saya sudah bilang kepada tim bahwa harus pendekatan humanis. Tidak boleh ada paksaan terhadap warga di Rempang," tuturnya.

Selain itu, BP Batam juga akan merekomendasikan Sertifikat Hak Milik (SHM) terhadap rumah ganti rugi yang diterima masyarakat terdampak pengembangan Rempang.

Meski menjadi kewenangan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), BP Batam akan mengupayakan SHM tersebut jadi milik masyarakat.

Untuk diketahui, jumlah masyarakat yang terdampak pembangunan Rempang Eco-City seluas 2.300 hektare tersebut sebanyak 700 KK.

Sementara, kampung baru di Pulau Galang yang mengusung konsep "Marime City" akan dibangun di atas tanah seluas 471 hektare, dengan jumlah kaveling sebanyak 3.000 unit.

Selain dilengkapi dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang memadai, kampung baru tersebut juga akan didukung dengan dermaga modern yang berfungsi untuk memaksimalkan aktivitas nelayan serta kegiatan bongkar muat. "Tak usah kita ribut-ribut, mari gunakan kepala dingin untuk menyelesaikan permasalahan saat ini," pungkasnya.(K65)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper