Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Demokrat Gabung Koalisi Prabowo

Demokrat kini menggantikan PKB di dalam Koalisi Indonesia Maju, yang notabene mirip dengan kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
Surya Dua Artha Simanjuntak
Selasa, 19 September 2023 | 12:22
Prabowo Subianto di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono./Bisnis-Sholahuddin Al Ayyubi
Prabowo Subianto di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono./Bisnis-Sholahuddin Al Ayyubi

Bisnis.com, JAKARTA – Peta koalisi Pilpres 2024 usai Partai Demokrat akan mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Kamis (21/9/2023).

Demokrat kini menggantikan PKB di dalam Koalisi Indonesia Maju, yang nama koalisinya mirip dengan kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.

Tidak main-main, komitmen dukungan Demokrat kepada Prabowo disampaikan langsung secara lisan oleh Ketua Majelis Tinggi dan juga Presiden ke 6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pernyataan SBY bahkan mensyiratkan, Demokrat siap menjadi beking Prabowo. Dia bahkan rela turun gelanggang demi memenangkan Prabowo.

"Sebenarnya saya sudah pensiun dari politik. Saya sekarang banyak melukis membina klub bola voli, tapi for you [Prabowo] saya siap turun gunung," ujar SBY saat bertemu Prabowo di Hambalang akhir pekan lalu.

Bergabungnya Demokrat ke koalisi pendukung Prabowo ini memastikan bahwa semua partai politik parlemen sudah mempunyai perahu untuk berlayar menuju Pilpres 2024. Setidaknya, kini sudah ada tiga koalisi yang sudah terbentuk.

Ketiga koalisi itu juga sudah punya calon presiden usungan masing-masing yaitu Prabowo, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Berikut komposisi masing-masing koalisi pendukung Prabowo, Ganjar, dan Anies usai keputusan Demokrat.

Pertama, koalisi pendukung Prabowo. Sejauh ini, Prabowo menjadi bakal calon presiden yang paling banyak didukung oleh partai politik peserta Pemilu 2024. Gabungan partai politik pendukung Prabowo ini bernama Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Kini, KIM terdiri dari enam partai politik yaitu Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, dan Partai Gelora. Nantinya, Demokrat akan menjadi partai ketujuh yang bergabung ke KIM.

Dari ketujuh partai itu, empat di antaranya merupakan partai politik parlemen yaitu Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat. Saat ini, keempat partai itu memiliki 45,39 persen kursi di DPR RI. Otomatis, koalisi pendukung Prabowo menjadi yang ‘paling gemuk’ di antara dua koalisi lain.

Kedua, koalisi pendukung Anies. Saat ini, Anies didukung oleh empat partai politik yaitu Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Ummat. Mereka menamai diri Koalisi Perubahan.

Di antara empat partai pendukung Anies itu, hanya Ummat yang bukan partai parlemen. Sementara gabungan NasDem, PKS, dan PKB memiliki 29,05 persen kursi di DPR RI.

Ketiga, koalisi pendukung Ganjar. Sejauh ini, Ganjar didukung oleh PDI Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.

Hanya dua partai politik parlemen yang dukung Ganjar yaitu PDIP dan PPP yang memiliki 25,56 persen di DPR RI. Artinya, koalisi pendukung Ganjar yang ‘paling kurus’ di antara dua koalisi lainnya.

Kini, tinggal tiga partai politik peserta Pemilu 2024 yang belum masuk ke koalisi mana pun yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Buruh, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Ketiganya merupakan partai non-parlemen.

Terlepas arah dukungan ketiga partai baru tersebut, ada yang menarik dari perubahan konstelasi politik selama beberapa pekan terakhir.

Komposisi koalisi perubahan benar-benar berubah. Dulu ada Demokrat dan PKS. Dua partai ini amat getol mendorong semangat perubahan. Sekarang bahkan di dalam koalisi perubahan didominasi oleh partai pendukung pemerintah. NasDem dan PKB adalah partai yang sampai detik ini masih berada di dalam koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sementara di Koalisi Prabowo, ada nama baru yakni Partai Demokrat yang sempat menjadi dedengkot koalisi perubahan. Setelah insiden 'ditelikung' Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Demokrat malah bergabung dengan Gerindra, Golkar, dan PAN yang semuanya pendukung pemerintah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper