Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Ganjar Kena Semprot Luhut Soal Pemalsuan Data Covid-19

Ganjar Pranowo pernah ditelepon Wakil Ketua Tim Penanganan Covid-19 Luhut Binsar Pandjaitan yang memprotes pemalsuan data Covid-19 di Jateng.
Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo mengakui membidik suara milenial dan Gen Z di Bali yang jumlahnya secara elektoral mencapai 44 persen./Istimewa
Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo mengakui membidik suara milenial dan Gen Z di Bali yang jumlahnya secara elektoral mencapai 44 persen./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan kisah ketika dirinya ditelepon oleh Wakil Ketua Tim Penanganan Covid-19 Luhut Binsar Pandjaitan, karena sempat memprotes soal pemalsuan data Covid-19 di Jawa Tengah.

Cerita itu Ganjar sampaikan ketika memberi Kuliah Kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok pada Senin (18/9/2023). Dia menerangkan, pada saat pandemi masih melanda, ada sekitar 2 juta data pengidap Covid-19 yang tidak dilaporkan ke publik.

Ketika tahu soal itu, Ganjar mengaku protes keras. Dia sampai memanggil berkali-kali pengelola data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ke Jawa Tengah. Menurut pihak Kemnekas, data 2 juta pengidap covid-19 tersebut tak dimasukkan karena akan membuat Jawa Tengah jadi wilayah dengan penderita tertinggi di dunia.

"Saya tidak peduli dan saya akan jawab," kata Ganjar menirukan ucapannya ketika menanggapi pernyataan pihak Kemenkes itu, seperti yang ditayangkan kanal YouTube FISIP Universitas Indonesia, Senin (18/9/2023).

Akibatnya, perdebatan itu sampai ke telinga Luhut. Menko Bidan Kemaritiman dan Investasi itupun langsung menghubungi Ganjar.

"Saat itulah terjadi perdebatan dengan Menkes dan akhirnya Pak Luhut telepon saya. 'Mas Ganjar, menurut Anda data harus dibuka enggak?' 'Pak jangan kita membohongi siapapun,' 'Aku setuju sama Anda', gitu Pak Luhut, 'Kalau gitu kita buka'," terang Ganjar menirukan pembicaraannya dengan Luhut.

Ganjar mengklaim dirinya akan lebih memilih berbicara jujur meski membuat publik cemas daripada menipu publik agar tenang. Apalagi, lanjutnya, terkait pandemi Covid-19.

Menurut bakal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) ini, keterbukaan data Covid-19 diperlukan untuk membuat masyarakat lebih waspada serta untuk kepentingan riset pada kemudian hari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper