Para pejabat AS dan Korea Selatan telah menyatakan kekhawatirannya bahwa Kim akan membahas penyediaan senjata dan amunisi ke Rusia yang telah menghabiskan banyak persediaan senjata dalam lebih dari 18 bulan perang di Ukraina. Moskow dan Pyongyang membantah niat tersebut.
Para ahli mengatakan Rusia kemungkinan akan menggunakan perundingan tersebut untuk mencari peluru artileri dan rudal antitank dari Korea Utara yang menginginkan satelit canggih dan teknologi kapal selam bertenaga nuklir sebagai imbalannya.
“Kami akan membicarakan semua masalah ini, tanpa tergesa-gesa. Masih ada waktu,” kata Putin, ketika ditanya wartawan apakah kerja sama militer akan dimasukkan dalam agenda.
Pilihan untuk bertemu di Vostochny Cosmodrome yang merupakan simbol ambisi Rusia sebagai kekuatan luar angkasa sangatlah penting karena Korea Utara dua kali gagal meluncurkan satelit pengintai dalam empat bulan terakhir.
Dalam rekaman yang dirilis kantor berita RIA, Kim dan Putin terlihat berjabat tangan, tersenyum lebar, berdiri di luar, dikelilingi personel keamanan dan perwakilan media Rusia, sebelum berjalan bersama menuju gedung berdinding kaca yang berkilauan.
Tayangan televisi menunjukkan Putin mengajak Kim mengelilingi fasilitas tersebut. (Nizar Fachri Rabbani)
Baca Juga
Beberapa jam menjelang pertemuan puncak yang diantisipasi, Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek dari daerah dekat Ibu Kota, Pyongyang, ke laut lepas pantai timurnya, kata militer Korea Selatan dan pemerintah Jepang.
Ini adalah peluncuran pertama yang dilakukan Korea Utara ketika Kim berada di luar negeri, kata para analis yang hanya melakukan perjalanan ke luar negeri tujuh kali dalam 12 tahun masa kekuasaannya, semuanya pada tahun 2018 dan 2019. Dia juga sempat melintasi perbatasan antar-Korea sebanyak dua kali.
“Pemimpin Korea Utara menunjukkan minat yang besar terhadap teknologi roket dan mereka berusaha mengembangkan kehadiran mereka di luar angkasa,” kata Putin, merujuk pada Korea Utara dengan nama resminya.
Kim berterima kasih kepada Putin karena mengundangnya berkunjung meskipun pemimpin Rusia itu mempunyai "jadwal sibuk".
Kim sebelumnya menekankan perjalanan tersebut perjalanan luar negeri pertamanya pascapandemi menunjukkan Korea Utara memprioritaskan kepentingan strategis hubungan mereka dengan Rusia.