Bisnis.com, JAKARTA — Gempa bumi dahsyat melanda pegunungan High Atlas di Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam, menewaskan sedikitnya 296 orang, menghancurkan bangunan dan membuat penduduk kota-kota besar bergegas meninggalkan rumah mereka.
Gempa berkekuatan 6,8 magnitudo itu bahkan terasa hingga Spanyol dan Portugal. Selain menelan 296 korban jiwa, setidaknya 150 orang terluka parah dan korban diperkirakan terus bertambah.
Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan sebagian besar kematian terjadi di daerah pegunungan yang sulit dijangkau.
Sejumlah bangunan ambruk dan pasien di rumah sakit harus dievakuasi. Sementara banyak orang menolak kembali ke rumah karena masih banyak gempa susulan dan rumah-rumah yang rubuh.
Penduduk Marrakesh, kota besar terdekat dengan pusat gempa, mengatakan beberapa bangunan di kota tua itu, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO, runtuh. Televisi lokal menayangkan gambar menara masjid yang runtuh dengan puing-puing tergeletak di atas mobil yang hancur.
Kementerian Dalam Negeri, mendesak agar masyarakat tenang dan mengatakan gempa telah melanda provinsi Al Haouz, Ouarzazate, Marrakesh, Azilal, Chichaoua dan Taroudant.
Baca Juga
Lebih jauh ke Barat, dekat Taroudant, seorang guru, Hamid Afkar, mengatakan dia telah meninggalkan rumahnya karena terjadi gempa susulan setelah gempa awal.
“Bumi berguncang sekitar 20 detik. Pintu terbuka dan tertutup sendiri saat saya bergegas turun dari lantai dua,” ujarnya.
Pusat Geofisika Maroko mengatakan gempa terjadi di kawasan Ighil di Atlas Tinggi dengan kekuatan 7,2 magnitudo. Survei Geologi AS menyebutkan kekuatan gempa sebesar 6,8 magnitudo dan mengatakan gempa tersebut terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal yaitu 18,5 km (11,5 mil).