Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian yang didukung oleh Pusat Penelitian Biomedis University College London Hospitals (UCLH) mengungkap bagaimana polusi udara dapat menyebabkan kanker paru pada orang yang tidak pernah merokok.
Dilansir dari situs resmi UCLH, penelitian di UCL dan Francis Crick Institute yang didanai oleh Cancer Research UK pertama kali dipresentasikan pada Kongres ESMO pada September 2022.
Dipimpin oleh Profesor Charles Swanton, penelitian tersebut menemukan bahwa paparan partikel polutan kecil berukuran 3 persen dari lebar rambut manusia yang disebut PM 2.5 mendorong pertumbuhan sel yang membawa mutasi penyebab kanker di paru.
Dengan meneliti data lebih dari 400.000 orang, para ilmuwan juga menemukan tingkat kanker jenis lain yang lebih tinggi di daerah dengan tingkat PM 2.5 yang tinggi .
Penelitian yang dipublikasikan di Nature ini merupakan bagian dari TRACERx Lung Study, sebuah program senilai £14 juta atau sekitar Rp269 miliar untuk memahami bagaimana kanker paru bermula dan berkembang seiring waktu dengan harapan menemukan pengobatan baru untuk penyakit ini.
Meskipun merokok tetap menjadi faktor risiko terbesar kanker paru, polusi udara luar ruangan menyebabkan sekitar 1 dari 10 kasus kanker paru di Inggris.
Baca Juga
Diperkirakan 6.000 orang yang tidak pernah merokok meninggal karena kanker paru setiap tahunnya di Inggris, beberapa di antaranya mungkin disebabkan oleh paparan polusi udara. Secara global, sekitar 300.000 kematian akibat kanker paru pada tahun 2019 disebabkan oleh paparan PM 2.5.
Peneliti utama studi TRACERx Lung, Profesor Charles Swanton, mengatakan, bahwa penelitian itu telah mengubah secara mendasar cara memandang kanker paru pada orang yang tidak pernah merokok.
Sel dengan mutasi penyebab kanker terakumulasi secara alami seiring bertambahnya usia, tetapi biasanya sel tersebut tidak aktif.
Menurutnya, para peneliti telah menunjukkan bahwa polusi udara membangunkan sel-sel di paru-paru, mendorong mereka untuk tumbuh, dan berpotensi membentuk tumor.
“Mekanisme yang kami identifikasi pada akhirnya dapat membantu kami menemukan cara yang lebih baik untuk mencegah dan mengobati kanker paru pada perokok. Jika kita dapat menghentikan pertumbuhan sel sebagai respons terhadap polusi udara, kita dapat mengurangi risiko kanker paru,” jelasnya.