Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sandiaga Wanti-wanti Polusi Bisa Ancam Target Lama Tinggal dan Belanja Wisman

Menparekraf Sandiaga optimistis target lama tinggal 7 hari dan belanja US$100 dari lebih dari 4,5 juta wisman akan tercapai meskipun dibayangi persoalan polusi
Sandiaga Wanti-wanti Polusi Bisa Ancam Target Lama Tinggal dan Belanja Wisman. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, di Kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Selasa (4/7/2023)./BISNIS-Ni Luh Anggela
Sandiaga Wanti-wanti Polusi Bisa Ancam Target Lama Tinggal dan Belanja Wisman. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, di Kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Selasa (4/7/2023)./BISNIS-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno optimistis target lama tinggal 7 hari dan belanja US$100 dari lebih dari 4,5 juta wisatawan mancanegara akan tercapai.

Dia menyebut meskipun saat ini kondisi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tengah dihadapkan dengan permasalahan polusi udara, tetapi menurutnya hal tersebut tak mengurangi minat wisata di Tanah Air.

Meski begitu, Mantan wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa permasalahan polusi udara tetap menjadi urusan yang harus segera dibenahi lantaran membawa citra Negara.

Tercapai, karena kita sekarang secara kualitas lama tinggalnya masih tinggi dan belanjanya sudah 3 kali lebih. Namun yang menjadi catatan kalau kita tidak tangani secara serius dengan sebuah pendekatan kedaruratan atau sense of urgency, ini kita bisa berpotensi merusak reputasi Indonesia.

“Optimis tercapai, karena sekarang secara kualitas lama tinggalnya masih tinggi dan belanjanya sudah 3 kali lebih. Namun yang menjadi catatan kalau kita tidak tangani secara serius dengan sebuah pendekatan kedaruratan atau sense of urgency, ini kita bisa berpotensi merusak reputasi Indonesia,” ujarnya di Ballroom Ritz Carlton, Sabtu (2/9/2023)

Sandi mengatakan bahwa wisatawan pun mampu melihat sendiri kualitas udara di Jabodetabek, misalnya dia menyebutkan pada Sabtu (2/9/2023) tingkat polusi berada di angka 150. Namun, di luar Jakarta seperti Bangka Belitung kualitas udara berada di angka 20.

Oleh sebab itu, Ketua Bappilu PPP ini menegaskan kualitas udara masih menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak, dia pun mendorong agar masyarakat mulai menerapkan peralihan dari kendaraan pribadi menjadi transportasi umum yang berbasis energi hijau, serta mengimbau industri untuk beralih ke penggunaan energi hijau dan konsep ekonomi hijau.

“Sekali lagi [polusi] ini merupakan lampu kuning buat kita, karena bergeser dari lampu hijau yang kemarin ke arah suatu fase yang harus kita sikapi dengan penuh kehati-hatian,” pungkas Sandiaga.

Sekadar informasi, Kualitas udara di Jakarta terpantau tidak sehat pada Sabtu (2/9/2023) siang. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi Ibu Kota berada di angka 154 pada pukul 13.00 WIB.

Level tersebut dapat diartikan udara Jakarta tidak sehat untuk dihirup oleh masyarakat Jakarta. Kemudian, tingkat konsentrasi PM2.5 Jakarta saat ini pada level 61,9µg/m³ atau setara dengan 12,4 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Sementara itu, suhu di Jakarta hari ini 33 derajat Celcius dengan tingkat kelembapan 73 persen, gerak angin hanya 16,7 km/jam, dan tekanan sebesar 1008 mbar.

Sebagai informasi, peringkat kualitas udara Jakarta saat ini masuk dalam kategori berwarna merah yang artinya tidak sehat. Indikator warna lainnya adalah hijau yang artinya baik, kuning adalah sedang, oranye berarti tidak sehat bagi kelompok sensitif, ungu artiya sangat tidak sehat, dan warna hitam berarti berbahaya.

Kualitas udara Jakarta yang dikategorikan berwarna merah tersebut terjadi dalam kurun waktu 4 hari terakhir, dimana pada 28 Agustus 2023 tingkat polusi ibu kota berada di 153, pada 29 Agustus 2023 berada di 154, dan 30 Agustus 2023 angka polusi meningkat ke 156, serta 184 pada Kamis (31/8/2023) pagi, dan Jumat (1/9/2023) pagi di angka 164.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper