Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agenda dan Isu-isu Penting yang Bakal Dibahas di KTT Asean 2023

Menlu RI Retno Marsudi menjelaskan rangkaian agenda dan isu-isu penting yang akan dibahas dalam KTT Asean 2023 di Jakarta 5-7 September 2023.
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia telah siap menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 Asean yang akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) 5-7 September 2023. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia telah siap menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 Asean yang akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) 5-7 September 2023. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr

Bisnis.com, JAKARTA - Rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-43 di Jakarta sudah dimulai sejak 29 Agustus 2023. Acara puncak perhelatan KTT Asean 2023 akan berlangsung pada 5-7 September 2023. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menjelaskan rangkaian acara dalam pertemuan puncak KTT Asean ke-43 yang dipimpin oleh Indonesia. Dia menyatakan pertemuan puncak KTT Asean  5-7 September 2023 akan dilakukan 12 pertemuan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pada 5 September terdapat 2 pertemuan utama, yaitu 43rd Asean Summit [Plenary Session]; 43rd Asean Summit [Retreat Session]," katanya kepada wartawan dalam Media Gathering pekan lalu. 

Di hari yang sama, lanjutnya, Presiden Jokowi untuk melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara mitra. Lalu, juga ada Asean Indo-Pasific Forum (AIPF) hari pertama.

Sementara itu, ada 6 pertemuan pada 6 September 2023, antara lain 26th Asean-China Summit; 24th Asean-Republic of Korea (ROK) Summit; 26th Asean-Japan Summit; 11th Asean-U.S. Summit; Asean-Canada Summit; dan 26th Asean Plus Three (APT) Summit (Asean dengan Jepang-ROK-RRT).

"Akan digelar Asean Indo-Pasific Forum [AIPF] hari kedua. Selain itu, jika memungkinkan juga akan diselipkan pertemuan bilateral, di sela-sela KTT ke-43 Asean, pada 6 September 2023," jelasnya. 

Retno mengungkapkan 4 pertemuan pada 7 September 2023, antara lain 20th Asean-India Summit; 3rd Asean-Australia Summit; 13th Asean-UN Summit; dan 18th East Asia Summit.

Pada 7 September juga akan ada beberapa pertemuan bilateral. Konferensi pers bersama Presiden Jokowi akan digelar sore harinya.

Pertemuan bilateral juga akan disambung sampai pada 8 September pagi dan siang hari. Sedangkan pada sore harinya, Presiden Jokowi akan langsung terbang menuju India untuk menghadiri KTT G20.

Diketahui, sejauh ini yang akan hadir adalah 22 negara dan 9 organisasi internasional, dengan 11 negara Asean, termasuk Timor Leste, serta 13 pertemuan bilateral.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama 10 Menlu Asean dalam rangkaian acara Asean Ministerial Meeting (AMM) 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta./Dok. Kemlu RI.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama 10 Menlu Asean dalam rangkaian acara Asean Ministerial Meeting (AMM) 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta./Dok. Kemlu RI.

4 Isu Penting yang Dibahas di KTT Asean 2023 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan bahwa para Menteri sepakat untuk menyodorkan empat dokumen inisiatif Indonesia untuk dibahas lebih lanjut oleh Kepala Negara pada KTT Ke-43 Asean.

“Para Menteri sepakat untuk mendukung empat dokumen inisiatif Indonesia untuk diadopsi oleh para Kepala Negara di KTT ke-43,” kata Menko Airlangga dalam Pertemuan Ke-23 Dewan Masyarakat Ekonomi Asean (AECC) di Jakarta, Minggu (3/9/2023). 

Empat dokumen tersebut, yaitu pertama, Leader's Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Response to Crisis.

Kedua, Leader’s Statement to Develop the Asean Digital Economy Framework Agreement (DEFA). Ketiga, Asean Leader’s Declaration on Asean as Epicentrum of Growth Asean Leader’s dan keempat, Asean Blue Economy Framework.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa dalam pertemuan antar Menteri tersebut, isu keberlanjutan juga menjadi perhatian bersama di ASEAN.

Terdapat beberapa isu penting seperti Strategi Netralitas Karbon di Asean yang telah disepakati dan untuk itu di masing-masing negara perlu mengawal implementasinya.

Pengembangan ekosistem kendaraan listrik juga menjadi isu yang diusulkan Indonesia dan mendapat sambutan yang baik dari semua negara anggota Asean.

"Tadi kita sepakat bahwa Asean harus segera merumuskan strategi bersama untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik kawasan supaya tidak kehilangan momentum," ujar Menko Airlangga.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Asean Kao Kim Hourn mengapresiasi peran Keketuaan Indonesia yang telah berupaya untuk memastikan bahwa Asean mampu menjadi episentrum pertumbuhan di kawasan.

"Hal ini berarti bagi masyarakat, khususnya kita harus menjadi parameter utama pertumbuhan ekonomi untuk menarik para investor," kata Kao Kim Hourn.

Adapun Pertemuan Ke-23 Dewan Masyarakat Ekonomi Asean (AECC) menjadi persiapan sebelum gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 Asean yang akan berlangsung pada 5-7 September 2023.

Dalam keketuaannya, Indonesia mengangkat tema "Asean Matters Epicentrum of Growth". Visi Keketuaan Asean Indonesia 2023 mengarah kepada kemampuan pembangunan Asean berketahanan, adaptif, dan inklusif, serta berperan sentral dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Dengan mengusung slogan Asean Matters, Indonesia berupaya untuk menjadikan Asean relevan dan penting bagi masyarakat Asean dan kawasan sekitar. Sementara Epicentrum of Growth, yakni keinginan Indonesia mengapitalisasi Asean sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper