Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina menghancurkan sistem pertahanan udara Rusia S-400 di Krimea Barat awal pekan ini dengan rudal baru modern yang lebih canggih, menurut seorang pejabat Kyiv, setelah negara itu melancarkan serangan baru di semenanjung yang dianeksasi Rusia tahun 2014.
Dilansir dari Newsweek, Senin (28/8/2023), rudal baru tersebut bekerja sempurna selama serangan Ukraina terhadap sistem pertahanan udara S-400 “Triumf” di Cape Tarkhankut, Krimea pada Rabu (23/8/2023), kata Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, kepada media.
Laporan media tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang rudal baru tersebut, tetapi Kyiv telah menggunakan persenjataan buatan dalam negeri, seperti rudal jelajah anti-kapal Neptunus untuk menyerang sasaran di Laut Hitam.
Pada Rabu (23/8/2023), badan intelijen militer Ukraina mengatakan pihaknya telah menghancurkan sepenuhnya sistem tersebut, bersama dengan sejumlah rudal dan telah membunuh atau melukai personel Rusia. Badan yang dikenal sebagai GUR ini kemudian mempublikasikan video di jaringan media sosialnya yang menunjukkan ledakan besar dan kepulan asap tebal.
Moskow menguasai Krimea pada tahun 2014 dan telah memerintah semenanjung tersebut pada tahun-tahun berikutnya meskipun klaim Kremlin atas wilayah tersebut tidak diakui secara internasional.
Kyiv telah berjanji untuk merebut kembali Krimea dan telah meningkatkan serangannya terhadap wilayah yang dikuasai Rusia sejak dimulainya serangan balasan pada awal Juni 2023.
Baca Juga
Ukraina mengatakan keesokan harinya bahwa pasukannya telah melakukan operasi khusus di Krimea bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan negara tersebut.
GUR dan pesawat tempur angkatan laut Ukraina mendarat di tepi Krimea pada Kamis (24/8/2023) malam dan mendekati pemukiman Olenivka dan Mayak di pantai barat Krimea dengan kapal yang melintasi perairan, kata GUR dalam sebuah pernyataan.
GUR mengunggah rekaman di media sosial yang dikatakan difilmkan di Krimea selama operasi tersebut. Video tersebut menunjukkan seorang tentara Ukraina menggantungkan bendera biru dan kuning negaranya di sisi sebuah bangunan yang tidak diketahui.
Rekaman tersebut tidak jelas dan mustahil untuk diverifikasi. Namun, tetap penting bahwa Ukraina tampaknya mampu mendaratkan pasukan di Krimea meskipun angkatan laut Rusia seharusnya menguasai wilayah tersebut, menurut pakar militer David Hambling.
“Menempatkan kelompok tentara musuh di area belakang yang seharusnya aman sepertinya merupakan pelanggaran keamanan yang serius,” tambahnya. (Nizar Fachry Rabbani)