Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

15 Pahlawan Wanita Indonesia dan Perjuangannya untuk Bangsa

Kenali 15 pahlawan wanita Indonesia yang berani dan inspiratif, dari medan perang hingga pendidikan, demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa.
Pahlawan wanita, Kartini yang berjuang untuk pendidikan perempuan/Arsip Nasional
Pahlawan wanita, Kartini yang berjuang untuk pendidikan perempuan/Arsip Nasional

Bisnis.com, JAKARTA - Pahlawan wanita Indonesia adalah tokoh perempuan yang berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan, pembangunan bangsa, dan kemajuan masyarakat.

Pahlawan perempuan berperan aktif dalam berbagai bidang seperti pendidikan, perjuangan bersenjata, diplomasi, dan gerakan sosial. Peran pahlawan wanita menjadi tanda bahwa perempuan juga berperan penting dalam sejarah bangsa.

Gelar Pahlawan Wanita Indonesia

Pemerintah Republik Indonesia memberikan gelar "Pahlawan Nasional" kepada warga yang berjasa besar bagi bangsa, baik saat berjuang melawan penjajah, berjuang dalam peran sosial, budaya, dan pendidikan. Di antara para tokoh itu, banyak perempuan yang turut berjuang tak hanya melawan penjajah, tapi juga menghadapi pembatasan sosial yang menempatkan perempuan dalam posisi terbatas.

Perjuangan pahlawan wanita kini telah memberikan dampak positif di dalam pendidikan, perjuangan politik, hingga pengabdian sosial, hingga mendorong adanya kesetaraan gender. Perjuangan mereka membantu membuka jalan bagi pengakuan lebih luas terhadap hak dan kontribusi perempuan di Indonesia.

Daftar 15 Pahlawan Wanita Indonesia dan Perannya

1. R.A. Kartini

Dilansir dari Arsip Nasional, Rabu (16/7/2025), R.A. Kartini adalah tokoh perempuan dari Jepara yang menuliskan pemikirannya tentang pentingnya pendidikan dan kesetaraan lewat surat kepada sahabatnya di Belanda. Gagasan-gagasannya dibukukan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang, yang menjadi inspirasi gerakan perempuan Indonesia.

2. Cut Nyak Dien

Setelah Teuku Umar gugur, Cut Nyak Dien melanjutkan perlawanan di pedalaman Aceh. Meski sudah lanjut usia dan dalam kondisi kesehatan yang buruk, ia tetap memimpin pasukan rakyat hingga akhirnya ditangkap dan diasingkan oleh Belanda.

3. Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah pelopor pendidikan perempuan di Tanah Sunda. Ia membuka Sakola Istri pada 1904 di Bandung, sebuah sekolah yang mengajarkan baca tulis dan keterampilan praktis untuk kaum perempuan agar lebih mandiri.

4. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu adalah remaja pemberani dari Maluku yang memilih mengangkat senjata bersama ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu, dalam perlawanan rakyat terhadap kolonial Belanda. Keberaniannya muncul sejak usia sangat muda, saat ia ikut bergerilya dan menyusun strategi perang.

Setelah ditangkap, ia dibuang ke Jawa. Dalam perjalanan pengasingan itu, ia jatuh sakit dan wafat. Kisah perjuangannya menjadi simbol keteguhan generasi muda dan keberanian perempuan dalam membela tanah air. bersama ayahnya melawan penjajahan Belanda. Ia ditangkap dan dibuang ke Jawa, namun meninggal dalam perjalanan karena sakit. Ia menjadi simbol semangat pemuda dan perempuan di medan perang.

5. Maria Walanda Maramis

Maria Walanda Maramis berasal dari Minahasa dan dikenal sebagai pelopor hak perempuan dalam pendidikan dan kehidupan sosial. Ia menyadari bahwa perempuan harus punya akses belajar dan ikut serta dalam kehidupan berbangsa.

Ia mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) yang fokus pada pemberdayaan perempuan. Usahanya turut membuka ruang bagi perempuan untuk terlibat dalam ranah publik. yang memperjuangkan hak perempuan dalam pendidikan dan politik. Ia mendirikan organisasi wanita pertama di Sulawesi Utara dan turut menyuarakan kesetaraan hak sipil.

6. Nyai Ahmad Dahlan

Sebagai pendamping KH Ahmad Dahlan, Nyai Ahmad Dahlan aktif dalam pengembangan pendidikan dan dakwah Islam untuk perempuan. Ia turut mendirikan Aisyiyah, salah satu organisasi perempuan Islam terbesar di Indonesia.

Melalui Aisyiyah, ia mengajarkan pentingnya pendidikan, kemandirian ekonomi, dan penguatan peran sosial perempuan dalam masyarakat modern., KH Ahmad Dahlan. Ia turut mendirikan organisasi perempuan Aisyiyah dan aktif menggerakkan pendidikan dan dakwah Islam bagi perempuan.

7. Rohana Kudus

Rohana Kudus adalah perempuan Minangkabau yang dikenal sebagai wartawati pertama Indonesia. Ia menggunakan tulisan sebagai alat perjuangan dan pendidikan bagi kaum perempuan.

Selain menjadi jurnalis, ia mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia untuk membekali perempuan dengan keterampilan dan pengetahuan, menumbuhkan semangat mandiri dan sadar kebangsaan. yang juga mendirikan sekolah bagi anak perempuan di Sumatera Barat. Ia menggunakan jurnalisme untuk mengedukasi dan membangkitkan kesadaran nasional.

8. Rasuna Said

Hajjah Rasuna Said adalah pejuang dan orator dari Sumatera Barat yang vokal menyuarakan hak perempuan dan keadilan sosial. Ia sering tampil di muka umum untuk menentang penjajahan dan sistem yang merendahkan perempuan.

Sebagai anggota parlemen dan aktivis pergerakan, ia juga memperjuangkan pendidikan bagi perempuan. Namanya kini diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di Jakarta. dari Sumatera Barat. Ia menyuarakan keadilan sosial dan hak perempuan melalui organisasi dan pidato politik. Ia juga menjadi anggota parlemen dan diakui sebagai Pahlawan Nasional.

9. Cut Nyak Meutia

Cut Nyak Meutia adalah pejuang perempuan Aceh yang tetap gigih melawan penjajahan Belanda setelah suaminya, Teuku Cik Tunong, gugur. Ia mengambil alih kepemimpinan pasukan dan menjalankan taktik gerilya di hutan Aceh.

Semangat juangnya dan keberaniannya memimpin perlawanan di tengah tekanan militer kolonial menjadikannya simbol ketangguhan perempuan dalam perang kemerdekaan.

10. Hj. Fatmawati Soekarno

Fatmawati dikenal sebagai Ibu Negara pertama Republik Indonesia. Ia menjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi 17 Agustus 1945, simbol berdirinya Indonesia merdeka.

Selain peran simboliknya, Fatmawati juga aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi perempuan. Ia dikenal sebagai sosok yang menginspirasi perempuan Indonesia untuk aktif berkontribusi dalam kehidupan berbangsa. yang dikibarkan saat Proklamasi 1945. Selain perannya sebagai istri Presiden, ia aktif dalam gerakan sosial dan pemberdayaan perempuan.

11. Siti Manggopoh

Perpustakaan Nasional mencatatkan bahwa Siti Manggopoh adalah tokoh perjuangan dari Sumatera Barat yang memimpin perlawanan terhadap Belanda dalam peristiwa Perang Manggopoh. Dia mengorganisir rakyat setempat dan memimpin serangan terhadap pos-pos Belanda.

Keberaniannya mencerminkan kekuatan perempuan Minangkabau dalam membela tanah air, dan namanya dikenang dalam sejarah lokal maupun nasional. yang berperan dalam Perang Manggopoh melawan Belanda. Ia mengorganisir perlawanan rakyat dan dikenal sebagai tokoh revolusioner lokal.

12. Opu Daeng Risaju

Opu Daeng Risaju berasal dari Luwu, Sulawesi Selatan. Ia aktif dalam perjuangan kemerdekaan melalui Partai Sarekat Islam Indonesia dan menjadi satu dari sedikit perempuan yang memimpin pergerakan politik di daerahnya.

Ia beberapa kali dipenjara oleh Belanda karena aktivitas politiknya, namun semangat perjuangannya tidak pernah padam bahkan hingga usia senja. yang aktif dalam pergerakan kemerdekaan melalui organisasi Partai Sarekat Islam Indonesia. Ia dipenjara oleh Belanda dan terus menyuarakan kemerdekaan bahkan di usia senja.

13. Lasminingrat

Lasminingrat adalah pendidik perempuan asal Garut yang mendorong akses pendidikan modern bagi kaum wanita. Ia menerjemahkan buku-buku Barat ke dalam bahasa Sunda agar bisa dipahami masyarakat lokal.

Sekolah yang ia dirikan mengajarkan keterampilan praktis dan literasi, membuka jalan bagi perempuan untuk lebih berdaya dalam kehidupan sosial dan keluarga. yang memperkenalkan pendidikan modern dan literasi bagi perempuan. Ia mendirikan sekolah yang mengajarkan keterampilan dan pengetahuan umum bagi kaum wanita.

14. Emma Yohanna

Emma Yohanna adalah tokoh perempuan Minang yang terlibat dalam gerakan pendidikan dan sosial menjelang kemerdekaan. Ia memperjuangkan hak-hak perempuan melalui organisasi dan aktivitas literasi.

Ia juga menjadi salah satu perempuan pertama yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat dan memperjuangkan suara perempuan di parlemen., ia memperjuangkan hak perempuan dan pendidikan serta turut dalam gerakan sosial-politik menjelang kemerdekaan.

15. Siti Hartinah Soeharto (Tien Soeharto)

Tien Soeharto dikenal sebagai Ibu Negara pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Dia juga aktif dalam kegiatan sosial dan budaya, termasuk mendirikan Yayasan Dharmais dan Taman Mini Indonesia Indah.

Melalui inisiatifnya, dia turut memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia dan mendukung upaya pelestarian warisan budaya di tingkat nasional. dan Taman Mini Indonesia Indah. Dia berperan dalam bidang sosial, kebudayaan, dan pelestarian budaya nasional.

Perempuan Indonesia memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan bangsa. Melalui keteguhan, keberanian, dan kecerdasannya, mereka tak hanya berjuang di garis depan tapi juga membangun fondasi peradaban melalui pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper