Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini meresmikan LRT (Light Rail Transit) Jabodebek untuk dapat beroperasi sejak hari ini, Senin (28/8/2023).
Berbeda dengan uji coba di Stasiun Harjamukti, Cibubur pertama yang lebih menitikbetatkan interaksi dengan wartawan Istana Kepresidenan dan saat mencoba rute LRT dari Stasiun Jati Mulya dengan ditemani pegiat seni dan influencer.
Kali ini orang nomor satu di RI itu ditemani oleh para jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju bersama dengan OASE Kabinet Indonesia Maju yang merupakan lembaga yang di inisiasi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Pendamping Wakil Presiden Ibu Wury Estu Ma'ruf Amin.
Menurut pantauan Bisnis, Jokowi berangkat dari Stasiun Harjamukti, Ciracas pada pukul 08.27 WIB dengan mengenakan kemeja putih dan celana bahan hitam.
Presiden Ke-7 RI itu melakukan perhentian langsung di Stasiun Cawang pada pukul 08.51 WIB dengan waktu tempuh selama 24 menit dari Stasiun Harjamukti.
Tampak yang mendampingi Jokowi adalah Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Istri Wakil Presiden (Wapres) Wury Ma’ruf Amin, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca Juga
Kemudian, turut membersamai Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dan Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo, serta Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Sri Mulyani mengaku bahwa sangat mengapresiasi diresmikannya kereta ringan yang akan menghubungkan Jabodebek tersebut, sebab dinilainya dengan adanya transportasi massal menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk terus menjaga mobilitas masyarakat dengan berbagai infrastruktur yang dibangun dengan uang Negara.
Dia melanjutkan bahwa cukup bersemangat untuk menjajal kereta api ringan tanpa masinis tersebut. Menurutnya, hal tersebut mengartikan bahwa Indonesia dari sisi teknologi untuk kendaraan mampu dikelola dengan baik khususnya dari sisi keselamatan, keamanan, dan ketepatan waktu.
“Jadi ini juga merupakan salah satu pelajaran bagi masyarakat bahwa teknologi bisa memecahkan persoalan dan kita bisa memanfaatkannya dengan maksimal,” ucapnya.
Senada, Erick Thohir menilai bahwa transportasi publik memang sudah menjadi kebutuhan mendesak, mengingat saat ini Jabodetabek juga dihadapkan dengan persoalan polusi.
Tak jauh berbeda, dia pun mengaku gugup lantaran harus mencoba kereta tanpa masinis tersebut, tetapi menurutnya hingga akhirnya LRT dapat dioperasionalkan pada hari ini mengartikan bahwa transportasi tersebut telah siap secara kenyamanan dan keamanan.
“Ya inilah yang kita harapkan kenapa sejak kemarin ada sinkronisasi mengenai keselamatan penumpang menjadi prioritas dan teknologi ini saya rasa memang sudah tepat untuk mulai dijalankan. Apalagi tanpa masinis, bukan berarti tidak aman ya,” tuturnya.
Sementara itu, Budi Karya mengatakan bahwa diharapkan LRT dapat menjadi moda transpirtasi massal yang bisa dicontoh diberbagai kota-kota lain di seluruh Provinsi di Tanah Air.
Tak hanya itu, dia mengatakan kereta api ringan yang dibangun oleh 90 persen tangan anak bangsa itu diharapkan juga melahirkan budaya baru untuk lebih akrab dengan kendaraan umum dan mulai meninggalkan kendaraan pribadi.
“LRT ini budaya baru dimana kita menghargai waktu, menghargai kebersihan dan menjaga fasilitas, [karena] tak boleh makan di LRT, ini budaya baru yang inshaAllah ingin ditularkan kepada masyarakat. Nantinya, masyarakat turun LRT langsung naik MRT setelah itu naik BRT atau transjakarta, jadi ini supaya mereka tidak pakai mobil atau motor pribadi lagi,” pungkas Budi.