Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilot Susi Air Philip Mark Masih Disandera KKB, Ini Penjelasan Kemenlu

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri bersama Selandia Baru terus mengomunikasikan terkait upaya-upaya pembebasan pilot Susi Air Philip Mark.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah/Antara
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri bersama Selandia Baru terus mengomunikasikan terkait upaya-upaya pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera kelompok separatis (KKB/KST).

"Kita terus membangun komunikasi dengan Selandia Baru. Artinya, mereka tau apa yang sedang dilakukan pemerintah dalam rangka membebaskan sandera," kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah di Padang, Senin.

Faizasyah tidak menampik bahwa upaya pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut bukan pekerjaan mudah, dan membutuhkan waktu. Namun, yang terpenting ialah komunikasi dua negara terus dijalin.

"Saya sendiri dengan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia bertemu setiap dua minggu sekali," kata dia.

Dalam pertemuan rutin tersebut, baik Kementerian Luar Negeri maupun Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, melakukan pertukaran informasi termasuk fasilitasi kekonsuleran.

Dengan kata lain, sambung dia, Pemerintah Indonesia terus mengupayakan penyelamatan Philip Mark Mehrtens dari tangan KKB. Di saat bersamaan, upaya yang dilakukan diharapkan juga diketahui semua pihak.

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Polisi Mathius Fakhiri mengatakan lokasi KKB menyandera pilot Susi Air berada di medan yang sulit dijangkau.

Kapolda mengatakan upaya pembebasan sandera masih tetap mengedepankan negosiasi dengan memberikan ruang kepada tokoh masyarakat, agama dan pihak keluarga Egianus agar mau melepaskan sandera dalam keadaan selamat.

Tambahan informasi, pilot Susi Air Philip Mark Merthens disandera sejak 7 Februari 2023 sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper