Bisnis.com, JAKARTA - Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengakui lokasi kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menyandera pilot Susi Air berada di medan yang sangat sulit dijangkau.
"Pimpinan KKB Egianus Kogoya juga sering berpindah-pindah lokasi penyanderaan di wilayah Nduga dan Lanny Jaya sehingga anggota sulit mendekati lokasi, apalagi KKB juga selalu menjaga sandera," katanya di Jayapura seperti dilansir Antara yang dikutip Jumat (11/8/2023).
Fakhiri mengatakan upaya pembebasan sandera masih tetap mengedepankan negoisasi dengan memberikan ruang kepada tokoh masyarakat, agama dan pihak keluarga mendekati Egianus agar mau melepaskan sandera dalam keadaan selamat.
Seperti diketahui, Pilot Susi Air Philip Mark Merthens disandera sejak tanggal 7 Februari sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Dari informasi yang diterima terungkap pejabat Bupati Nduga sudah bertemu dengan Egianus, namun apa hasil pembicaraannya masih menunggu informasi.
"Kita masih menunggu informasi lanjutan terkait pembicaraan yang dilakukan dengan kelompok Egianus, " kata Fakhiri.
Baca Juga
Dia berharap, Egianus mau segera melepaskan sandera dalam keadaan sehat dan selamat tidak kurang apapun.
PM Selandia Baru Mendesak
Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins menyerukan pembebasan Philip yang diculik enam bulan lalu oleh separatis di wilayah Papua, Indonesia.
Dilansir dari ABC Australia, Phillip, pilot asal Selandia Baru, bekerja untuk maskapai Indonesia Susi Air ketika dia diculik oleh pemberontak di bandara Nduga pada Februari 2023.
"Phillip adalah ayah, suami, saudara laki-lak,i dan anak yang sangat dicintai," kata Hipkins kepada wartawan di Auckland.
Hipkins mengatakan Kementerian Luar Negeri memimpin tanggapan baru dari Selandia Baru untuk bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia.
"Saya ingin mendesak, sekali lagi, mereka yang menahan Phillip untuk segera melepaskannya. Sama sekali tidak ada pembenaran untuk menyandera. Semakin lama Phillip ditahan, semakin besar risiko terhadap kesejahteraannya dan semakin sulit bagi dia dan keluarganya," tegasnya.
Perdana menteri juga mengatakan dia telah berbicara dengan keluarga Philip minggu ini untuk meyakinkan mereka bahwa pemerintah melakukan semua yang bisa untuk membawa pulang Phillip.
"Saya mengakui ini adalah waktu yang sangat menantang bagi mereka. Keselamatan dan kesejahteraan Phillip tetap menjadi prioritas utama kami," katanya.