Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapal Rusia Melepaskan Tembakan Peringatan di Laut Hitam

Kapal Rusia melepaskan tembakan peringatan di Laut Hitam saat bertemu dengan kapal Bulgaria.
Kapal-kapal, termasuk yang membawa biji-bijian dari Ukraina dan menunggu inspeksi, terlihat berlabuh di lepas pantai Istanbul pada 2 November 2022 di Istanbul, Turki. Rusia menangguhkan partisipasinya dalam Prakarsa Biji-Bijian Laut Hitam yang didukung PBB pekan lalu dengan menyatakan tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil setelah serangan terhadap armada Laut Hitam Rusia. Bloomberg/ Getty Images
Kapal-kapal, termasuk yang membawa biji-bijian dari Ukraina dan menunggu inspeksi, terlihat berlabuh di lepas pantai Istanbul pada 2 November 2022 di Istanbul, Turki. Rusia menangguhkan partisipasinya dalam Prakarsa Biji-Bijian Laut Hitam yang didukung PBB pekan lalu dengan menyatakan tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil setelah serangan terhadap armada Laut Hitam Rusia. Bloomberg/ Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Badan intelijen sumber terbuka Ukraina, melaporkan pada 13 Agustus bahwa pihak berwenang Rusia telah berbohong tentang kapal Rusia yang melepaskan tembakan peringatan di Laut Hitam pada hari yang sama.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada 13 Agustus bahwa Vasily Bykov, sebuah kapal patroli Rusia, telah melepaskan tembakan peringatan setelah kapten kapal kargo berbendera Palau Sukru Okan gagal menanggapi permintaan untuk memeriksa kapal tersebut.

Menurut InformNapalm, kementerian juga berbohong tentang keberhasilan pemeriksaan kapal tersebut.

“Sukru Okan tidak memenuhi permintaan untuk berhenti, tetapi untuk sementara mengubah jalurnya ke arah perairan teritorial Turki,” bunyi laporan tersebut. “Tidak ada helikopter dan juga tidak ada tembakan peringatan. Hanya ada ancaman dari Rusia melalui radio.”

Natalia Humeniuk, juru bicara Komando Operasi Selatan Ukraina, melaporkan bahwa dugaan pemeriksaan kapal tidak dapat dikonfirmasi.

“Ini belum dikonfirmasi oleh sumber resmi lainnya. Saya pikir kita perlu mengingat kekhasan perang hibrida,” kata Humeniuk. "Mereka berusaha dengan segala cara yang tersedia untuk menunjukkan dominasi mereka di Laut Hitam."

Humeniuk menambahkan, koridor transportasi saat ini di Laut Hitam harus berada di bawah jaminan internasional.

Menteri Infrastruktur Oleksandr Kubrakov juga mengatakan bahwa Ukraina tidak dapat memastikan kebenaran informasi yang disampaikan oleh Rusia. Tetapi pada saat yang sama, tindakan tersebut dapat dilihat sebagai "pelanggaran berat terhadap norma hukum internasional oleh Rusia," katanya.

Rusia sedang mencoba untuk “mengintimidasi dan menghalangi pergerakan kapal komersial,” tambahnya.

Saat ini, kapal Sukru Okan berada di dekat pantai Bulgaria dan menuju pelabuhan Rumania Sulina, menurut data pengapalan Refinitiv, lapor Reuters.

Ketika Rusia keluar dari kesepakatan biji-bijian yang ditengahi PBB pada 17 Juli, Moskow mengumumkan bahwa kapal yang menuju ke pelabuhan Ukraina dapat dianggap sebagai target militer.

Kesepakatan biji-bijian memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijiannya melalui Laut Hitam. Rusia telah membombardir infrastruktur pertanian Ukraina setiap hari sejak akhir perjanjian.

Angkatan Laut Ukraina pada 10 Agustus mengumumkan rute sementara baru untuk kapal sipil yang bergerak ke atau dari pelabuhan Laut Hitam di tengah blokade yang diberlakukan oleh Rusia.

Angkatan laut tidak mengklarifikasi apakah rute baru tersebut telah disetujui dengan Moskow.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rendi Mahendra
Editor : Rendi Mahendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper