Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusat Rekrutmen Militer Terbakar, Rusia Tuding Ukraina

Rusia menuduh Ukraina di balik kebakaran yang terjadi di pusat perekrutan militer miliknya. Aksi ini disebabkan pihak Ukraina yang menghasut para pensiunan.
Tentara Rusia dalam agresi militer di Ukraina./Istimewa
Tentara Rusia dalam agresi militer di Ukraina./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Rusia menuduh Ukraina di balik kebakaran yang terjadi di pusat perekrutan militer miliknya. Aksi ini disebabkan oleh pihak Ukraina yang menghasut para pensiunan untuk membakar fasilitas tersebut.

Dilansir dari BBC, tuduhan Rusia yang diatujukan ke Ukraina tersebut tidak memiliki cukup bukti yang kuat. Namun, menurut informasi kantor kejaksaan, dikabarkan sejumlah agen Ukraina berpura-pura menjadi polisi atau kreditor dan menghasut pensiunan Rusia untuk menyerang pusat perekrutan dengan imbalan janji utang yang mereka miliki lunas.

Dalam kejadian tersebut, beberapa warga Rusia diduga dijanjikan pengembalian tabungan mereka yang dicuri.

Dalam dugaan penipuan, para korban diberi tahu bahwa penjahat telah mengakses tabungan, dan mereka akan mendapatkan uangnya kembali jika menyerang pusat perekrutan.

Terkadang para korban juga diyakinkan bahwa serangan tersebut juga akan membantu menangkap para penjahat.

Jaksa mengatakan panggilan telepon dilakukan dalam skala besar dan bertepatan dengan serangan Rusia di lini depan Ukraina.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Dalam Negeri Rusia menegaskan bahwa serangan terhadap pusat perekrutan militer dapat dihukum hingga 20 tahun penjara.

Di lain pihak, Spesialis BBC Eropa Alexander Schlichter menyatakan, apabila tuduhan yang disampaikan pihak Rusia tersebut benar maka akan menjadi berita dan pujian besar atas kehebatan agen intelijen Ukraina.

Meskipun tuduhan tersebut sudah dilayangkan oleh Rusia, namun pihak Ukraina sampai saat ini belum menanggapi tuduhan Rusia tersebut.

Seperti diketahui, sejak Rusia meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, telah terjadi banyak serangan pembakaran di Rusia.

Serangan ke Rusia tersebut juga terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir, bertepatan dengan dorongan rekrutmen massal yang melibatkan kampanye iklan resmi secara besar-besaran.

Harian berita Vedomosti Rusia mengutip seorang anggota parlemen nasionalis garis keras Sergei Mironov menyebutkan bahwa 25 serangan terhadap pusat-pusat tersebut dilakukan pada 1 dan 2 Agustus.

Mironov menulis kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dengan alasan bahwa call center Ukraina yang diidentifikasi dalam penipuan smenjadi target yang sah untuk militer Rusia.

Wajib Militer

Sebagai informasi, bulan lalu Rusia menaikkan usia wajib militer maksimal tiga tahun, memperlebar jumlah pria yang dapat dipanggil untuk bertugas.

Sebelum perubahan, semua pria sehat di Rusia berusia antara 18 dan 27 tahun harus menjalani satu tahun wajib militer. Sekarang batas usia atas adalah 30 tahun.

Antara 1 Januari dan 3 Agustus, sebanyak 231.000 tentara tambahan direkrut menjadi tentara, kata mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, mengutip data Kementerian Pertahanan.

September lalu, Presiden Vladimir Putin meluncurkan mobilisasi massa dengan tema "partial", sebuah langkah yang membuat khawatir banyak warga Rusia, dan mendorong ribuan pria yang memenuhi syarat untuk meninggalkan negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper