Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam ancaman Rusia menggunakan senjata nuklir saat Jepang memperingati 78 tahun pengeboman atom di Hiroshima pada Minggu (6/8/2023). Dia tidak menyebut peran Amerika Serikat (AS) dalam pengeboman pada masa lalu.
Dilansir dari The Hill, Rusia baru-baru ini meningkatkan posisi nuklirnya melawan Ukraina dan Barat dengan mengirim senjata taktis nuklir ke Belarusia untuk pertama kalinya sejak 1962 .
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, baru-baru ini mengatakan bahwa jika Ukraina berhasil melakukan serangan balasan terhadap Rusia untuk merebut kembali tanahnya, Rusia "harus" menggunakan senjata nuklir.
"Jepang sebagai satu-satunya negara yang menderita bom atom dalam perang akan melanjutkan upaya menuju dunia bebas nuklir. Jalan ke arah itu menjadi semakin sulit karena perpecahan yang semakin dalam di masyarakat internasional atas perlucutan senjata nuklir dan ancaman nuklir Rusia," kata Kishida dalam sebuah upacara di Hiroshima.
Dilansir dari Taipei Times, Kishida yang keluarganya berasal dari Hiroshima juga menegaskan kehancuran yang dibawa ke Hiroshima dan Nagasaki oleh senjata nuklir tidak akan pernah terulang lagi.
Sejarah mencatat, bahwa AS menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada bulan Agustus 1945, tahap akhir Perang Dunia Kedua.
Baca Juga
AS menjatuhkan bom dengan persetujuan dari Britania Raya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Quebec. Dua operasi pengeboman yang menewaskan sedikitnya 129.000 jiwa ini merupakan penggunaan senjata nuklir masa perang untuk pertama kali dan satu-satunya dalam sejarah.
Komentar PBB
Komentar Kishida mempertegas komentar Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang mengeluarkan pernyataan pada peringatan Hiroshima bahwa beberapa negara dengan sembrono mengguncang pedang nuklir dan mengancam akan menggunakan alat pemusnah itu.
“Dalam menghadapi ancaman ini, komunitas global harus berbicara sebagai satu kesatuan. Setiap penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima,” kata Guterres.
Pada upacara tersebut, ribuan orang berdoa bagi mereka yang terbunuh atau terluka dalam pemboman itu dan menyerukan perdamaian dunia.
Rusia dan Belarusia tidak diundang ke upacara tersebut selama dua tahun berturut-turut karena perang di Ukraina.
Para peserta berdoa dalam hati pada pukul 8:15 pagi ketika senjata nuklir pertama yang digunakan pada masa perang dijatuhkan.
Kishida menjadi tuan rumah KTT G7 di Tokyo awal tahun ini. Dia telah mencoba untuk mengangkat pelucutan senjata nuklir ke dalam agenda global yang membawa para pemimpin negara demokrasi yang kaya ke tugu peringatan dan museum taman perdamaian Hiroshima.
Seruan
Awal bulan ini, lebih dari 100 jurnal medis di seluruh dunia mengeluarkan seruan bersama yang jarang terjadi, agar tidak memakai senjata nuklir dengan mengatakan bahwa ancaman bencana nuklir hebat dan berkembang.
Peringatan tersebut mengikuti rilis blockbuster Oppenheimer di AS, sebuah film biografi tentang J. Robert Oppenheimer, salah satu pencipta senjata atom.
Belum ada tanggal rilis yang diumumkan untuk Jepang dan ada spekulasi itu mungkin tidak akan tayang di bioskop sama sekali.
“Tujuh puluh delapan tahun telah berlalu dan orang-orang mulai lupa. Jadi ini saat yang tepat untuk membuat film dan mengingatkan kita tentang apa yang terjadi,” kata Ryo Kento, seorang mahasiswa, di Tokyo menjelang peringatan Hiroshima.