Bisnis.com, JAKARTA – Dua anggota aktif Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata untuk China, menurut informasi dari Departemen Kehakiman pada Kamis (3/8/2023).
Dilansir dari Channel News Asia, orang-orang itu diduga menjual informasi rahasia ke China yang mencakup informasi manual kapal perang dan sistem persenjataan, rancangan sistem radar dan rencana latihan militer besar-besaran AS.
"Penangkapan ini adalah pengingat upaya agresif tanpa henti dari Republik Rakyat China untuk merusak demokrasi kita dan mengancam mereka yang mempertahankannya," kata Suzanne Turner dari Divisi Kontra Intelijen FBI yang terlibat dalam penangkapan tersebut.
China mengkompromikan personel tingkat rendah untuk mengamankan informasi militer sensitif yang dapat membahayakan keamanan nasional AS secara serius.
Dalam siaran pers, Departemen Kehakiman mengatakan Pelaut Wei Jinchao yang bertugas di kapal serbu amfibi USS Essex di San Diego telah menyerahkan lusinan dokumen, foto, dan video yang berisi informasi pengoperasian dan sistem kapal.
Ini termasuk manual teknis dan mekanik yang berhubungan dengan persenjataan kapal USS Essex.
Baca Juga
Pria berusia 22 tahun yang diduga telah dibayar ribuan dolar untuk informasi tersebut menghadapi kemungkinan hukuman penjara seumur hidup, jika terbukti bersalah.
Dalam kasus terpisah, DoJ mengatakan kelasi Zhao Wenheng, 26, telah memata-matai informasi untuk China selama hampir dua tahun dari pangkalannya di Naval Base Ventura County, Los Angeles bagian utara.
Zhao diduga telah dibayar hampir US$15.000 atau sekitar Rp225 miliar oleh seorang agen intelijen China untuk informasi tentang latihan militer AS skala besar di Indo-Pasifik, termasuk perincian tentang waktu dan lokasi pendaratan amfibi.
Dia juga diduga telah menyerahkan diagram kelistrikan dan rancangan sistem radar di pangkalan militer AS di Jepang bagian Selatan.
"Dengan mengirimkan informasi sensitif militer ini kepada seorang perwira intelijen yang dipekerjakan oleh negara asing yang bermusuhan, terdakwa mengkhianati sumpah sucinya untuk melindungi negara kita," kata Jaksa Penuntut AS Martin Estrada.
Jika terbukti bersalah, Zhao akan menghadapi hukuman 20 tahun penjara.
"Tidak seperti sebagian besar personel Angkatan Laut AS yang melayani negara dengan kehormatan, perbedaan, dan keberanian, Zhao memilih untuk secara korup menjual rekan-rekannya dan negaranya."