Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia vs Ukraina telah menelan ribuan jiwa baik dari pihak Kyiv maupun Moscow.
Berdasarkan data Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Rabu (19/7/2023), pihak Rusia telah kehilangan 239.480 tentara di Ukraina sejak awal invasi skala penuh pada 24 Februari tahun lalu.
Jumlah ini termasuk 470 korban meninggal dari pasukan Rusia selama beberapa hari terakhir.
Menurut laporan itu, Rusia juga kehilangan 4.123 tank, 8.059 kendaraan tempur lapis baja, 7.105 kendaraan dan tangki bahan bakar, 4.573 sistem artileri, 689 sistem peluncuran roket ganda, 430 sistem pertahanan udara, 315 pesawat terbang, 310 helikopter, 3.885 drone, dan 18 kapal.
Sementara itu, Kepala proxy Rusia di Crimea Sergey Aksyonov mengklaim bahwa api meletus di sebuah fasilitas militer di distrik Kirovske di semenanjung yang diduduki pada 19 Juli.
Menurut Akysonov, lalu lintas di jalan raya Tavrida telah diblokir dan sekitar 2.000 penduduk dari empat pemukiman di dekat objek yang terkena dampak harus dievakuasi.
Baca Juga
Meskipun proxy yang dipasang Rusia tidak merinci penyebab kebakaran, saluran Telegram Angin Krimea melaporkan ledakan di fasilitas militer Staryi Krym pada pukul 6:54 pagi.
"Pelanggan melaporkan bahwa gelombang ledakan terasa di Feodosia, alarm mobil berbunyi di beberapa tempat," tulisnya dikutip dari Kyiv Independent.
Sejak Agustus 2022, ledakan dan kebakaran secara rutin dilaporkan terjadi di Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia. Pihak berwenang Ukraina telah berulang kali berjanji untuk mengembalikan Krimea ke Ukraina, yang diduduki oleh Rusia sejak 2014.
Pada 18 Juli, Aksyonov mengklaim bahwa pertahanan udara lokal melenyapkan 28 drone yang menyerang semenanjung tersebut.