Bisnis.com, JAKARTA – Palang Merah Indonesia (PMI) Yogyakarta melaporkan rumah warga hingga pondok pesantren terdampak kerusakan akibat gempa bumi bermagnitudo 6,4 skala richter (SR) yang berpusat di Bantul, Jumat (30/6/2023).
PMI Yogyakarta tengah melaksanakan asesmen dengan bertolak menuju sisi selatan wilayah Kabupaten Bantul, atau pusat terjadinya gempa.
"Jumlah kerusakan dan korban jiwa dalam proses pendataan. Giat PMI merespons kejadian tersebut PMI Kabupaten Bantul dan PMI Kabupaten Kulon Progo melakukan asesmen di seputaran wilayah," demikian dikutip dari siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (30/6/2023).
Berdasarkan laporan PMI, terdapat lima kerusakan yang sudah diketahui. Pertama, Pondok Pesantren Bin Baz Piyungan mengalami kerusakan ringan.
Kedua, saerah Karangtengah, Imogiri di mana sebagian genting rumah warga merosot. Ketiga, daerah Bibis, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul di mana dua rumah terdampak tembok roboh.
Keempat, RS Rizki Amalia Lendah keramik tembok mengelupas. Kelima, Jl. Ringroad Timur belakang PO Damri rumah warga sebagian tembok roboh.
Baca Juga
PMI Yogyakarta pun mencantumkan nomor telepon darurat atau emergency call yang bisa dijangkau masyarakat yakni di tautan wa.me/622745012949.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan bahwa terdapat lima gempa susulan yanv terjadi dalam rentang waktu sekitar 40 menit.
"Hingga pukul 20.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 5 [lima] gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M4,5," jelasnya dalam siaran pers, Jumat (30/6/2023).
Secara terperinci, BMKG melaporkan bahwa gempa bumi tektonik itu terjadi di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa sehingga mengguncang daerah sekitar Yogyakarta.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa memiliki parameter update dengan magnitudo M6,0. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,63° LS ; 110,08° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 81 kilometer (km) arah Selatan Kota Wates, Yogyakarta pada kedalaman 67 km.
Daryono lalu menjelaskan bahwa berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault ).
Terdapat enam daerah yang turut merasakan gempa tersebut yakni Kulonprogo, Nganjuk, Kebumen, Ponorogo dengan skala intensitas IV MMI. Kemudian, gempa juga dirasakan di Kediri dan Mojokerto dengan skala intensitas III MMI. Getaran yang dirasakan di dua daerah tersebut nyata dalam rumah seakan akan truk berlalu.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," lanjut Daryono.