Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Belinda Tanoto mewakili Tanoto Foundation mengungkapkan stunting menjadi masalah yang paling penting untuk dituntaskan di Indonesia, karena stunting bisa mengganggu kecerdasan manusia.
Jika dibandingkan dari tinggi badan orang Indonesia dengan Eropa, maka orang Indonesia lebih pendek. Namun, tubuh pendek tidak berarti stunting. Belinda mengungkapkan stunting tidak hanya terkait tinggi badan, tetapi ada gizi yang kurang sehingga membuat proporsi berat tubuh dan tinggi, tidak seimbang.
"Stunting bisa menciptakan isu yang kompleks, karena ini bisa mengganggu kecerdasan dan berdampak pada generasi selanjutnya di Indonesia," ungkapnya dalam sesi Philanthropy Organization di Konferensi AVPN 2023 Global, Rabu (21/6/2023).
Pada Januari 2023, pemerintah Indonesia mengumumkan angka penderita stunting yang dirawat dan dinyatakan sembuh turun 20 persen. Pemerintah terus melakukan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia untuk menjaga kualitas sumber daya manusia yang ada.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan untuk mencegah stunting, maka setiap ibu yang memiliki anak bayi dan balita, wajib menimbang berat badan setiap bulan. Bila berat badan tidak naik, maka tenaga kesehatan akan melaksanakan intervensi dengan memberikan gizi tambahan.
Seperti diketahui, penurunan angka stunting memang menjadi salah satu program prioritas yang dimiliki oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di akhir masa jabatannya, Jokowi bahkan menargetkan persentase penderita stunting turun hingga ke angka 14 persen pada 2024.
Baca Juga
Presiden Jokowi memasang target penurunan stunting hingga 14 persen pada 2024. Dia mengatakan semua pihak harus bergerak, mulai dari swasta, pemda, pemerintah pusat, dan lembaga lainnya. Menurutnya, angka tersebut tidak sulit asal semua bekerja bersama.
Adapun Menkes Budi mengungkapkan bahwa angka stunting di Indonesia berhasil mengalami penurunan hingga ke angka 21,6 persen pada 2022 atau berkurang 2,8 persen dari angka stunting pada 2021.