Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pemimpin negara di Afrika tengah berupaya mengambil peran agar perang Rusia dan Ukraina dapat berakhir damai.
Presiden Kongo Denis Sassou Nguesso mengatakan bahwa Afrika tidak bisa tinggal diam atas konflik yang berlangsung di Ukraina, karena penuh dengan konsekuensi yang menghancurkan seluruh benua.
Dia mengatakan bahwa semua orang menderita karena konflik di Ukraina, seperti yang dia sampaikan saat berkunjung ke Cote d'Gading, pada Selasa (13/6/2023).
"Kita semua menderita akibat perang ini secara langsung pada rakyat kita. Inflasi meningkat di mana-mana, dan kami percaya bahwa Afrika tidak bisa tinggal diam atau acuh tak acuh menghadapi tragedi seperti itu," katanya, seperti dilansir dari TASS, pada Rabu (14/6/2023).
Pemimpin Kongo itu juga mengatakan bahwa misi perdamaian Afrika siap melakukan perjalanan ke Rusia dan Ukraina dalam upaya untuk menempa solusi damai untuk krisis tersebut.
"Disepakati bahwa beberapa kepala negara, sebenarnya satu kepala negara per sub-wilayah Afrika Tengah ditambah Presiden Uni Afrika saat ini, dan bahwa 5 atau 6 kepala negara dapat melakukan perjalanan ke Ukraina dan Rusia untuk menyampaikan pesan perdamaian," lanjutnya.
Baca Juga
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan bahwa pihak berwenang Rusia dan Ukraina telah setuju untuk menerima delegasi Afrika guna mencoba menemukan cara menyelesaikan konflik secara damai, pada 16 Mei lalu.
Dia berbicara atas nama 6 negara Afrika, yaitu Mesir, Zambia, Republik Kongo, Senegal, Uganda, dan Afrika Selatan.
Komoro, ketua Uni Afrika saat ini juga bergabung dan Ramaphosa mengatakan dia siap untuk memimpin misi Afrika.
Sebuah organisasi non-pemerintah, Yayasan Brazzaville mengumumkan bahwa 7 pemimpin Afrika akan mengunjungi Rusia dan Ukraina. Adapun para pemimpin negara Afrika itu akan diterima oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv, pada Jumat, 16 Juni 2023.
Selanjutnya juga akan diterima oleh Presiden Rusia Vladimir Putin di St. Petersburg pada Sabtu, 17 Juni 2023.
Delegasi tersebut akan terdiri dari Presiden Republik Afrika Selatan Cyril Ramaphosa; Presiden Uni Afrika dan Presiden Uni Komoro Azali Assoumani; Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso; Presiden Republik Uganda Yoweri Museveni; Presiden Republik Senegal Macky Sall dan Presiden Republik Zambia Hakainde Hichilema.
Lebih lanjut, keenam delegasi itu diperkirakan akan bergabung dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi. Sedangkan, untuk jangka waktu kunjungan belum dikonfirmasi secara resmi.
Juru bicara kepresidenan Afrika Selatan Vincent Magwenya mengatakan bahwa untuk alasan keamanan, pengumuman resmi akan dilakukan hanya setelah delegasi meninggalkan Ukraina.